Breaking News

Thursday, September 23, 2021

HERD IMMUNITY

Izin sy menulis ini meski bukan ranah sy, jika tulisan sy keliru, mohon diluruskan. 

Beberapa siswa sy masih ngotot, kenapa kita harus divaksin ? Kenapa tidak seperti penyakit lain yang begitu datang langsung diobati ?. Bagi sy siswa yang menolak vaksinasi lalu mencoba mengangkat di publik semisal group WA justru baik. Karena saat itulah kita memaparkan argumen positif dan menambah wawasan.

Tubuh kita sebenarnya punya kekebalan, tergantung seberapa kuat kita menolak penyakit yang datang dari virus dan sejenisnya, seperti bakteri, parasit atau jamur. WHO menyebutnya dengan Pathogen. Namun ada beberapa Pathogen yang asing dari "serdadu" imunitas tubuh kita, sehingga kita perlu divaksin. Upaya mengenalkan serdadu tubuh pada virus disebut vaksinasi. Isi dari vaksin ya antigen dari sejenis patogen juga yg sudah dilemahkan, sekedar untuk tau bahwa ada bangsa patogen lain yang jika nantinya bersarang di tubuh kita maka dengan mudah serdadu kita mematahkannya. 

Dengan kata lain, vaksinasi dilakukan untuk serdadu tubuh kita mengenal pathogen, memberangus dan menguatkan pertahanan tubuh kita. 

Kita ingat mantan Menkes kita, dr. Terawan juga mengembangkan vaksin dari plasma tubuh kita. Terlepas valid atau tidak, semua itu upaya untuk membentengi diri kita dari pathogen termasuk covid 19 yang relatif baru bagi serdadu kita. Karena itu, pengobatan saja tidak cukup ketika sakit. Tubuh kita butuh kekuatan agar kita tidak terjerembab saat virus datang.

Apakah setelah vaksin kita bisa terkena covid ?. Bisa saja, tergantung kita tetap kuat serdadunya atau pola hidup kita melemahkan mereka. Tetap jaga pola hidup bersih dan sehat. Sering2 wudhu jika kita ummat muslim. Semua Allah yg izinkan bukan ?. 

Lalu buat apa vaksinasi dilakukan masif ?

Itulah Herd Immunity, kekebalan populasi. Jika seorang saja yang punya benteng diri, sementara yang lain dominan tidak membentengi diri, perang terhadap pathogen dalam hal ini sulit dilakukan. Herd Immunity bukan barang baru gaess 😁.

Kekebalan populasi sudah zaman2 dahulu dilakukan untuk memerangi pathogen yang mewabah. Semisal Campak, membutuhkan 95% Populasi Herd Immunity, Polio 80% dan sebagainya.

Bagaimana Herd Immunity untuk Covid 19 ? Sampai Desember 2020, WHO belum bisa menentukan ambang batas Herd Immunity sebesar apa. Namun upaya ini harus masif dilakukan. Negara di Eropa pada saat penyelenggaraan Piala Eropa beberapa bulan silam berani membuka stadion untuk publik karena sudah melakukan 70% Herd Immunity. Para pelancong yang mengunjungi stadion diwajibkan menunjukkan bukti vaksinasi.

Umrah pun sekarang sudah dibuka kembali bagi negara2 muslim dengan penekanan bahwa negara tersebut sudah melakukan upaya Herd Immunity.

Indonesia ingin mengikuti jejak negara2 tersebut. Melaksanakan Herd Immunity sehingga kehidupan bisa kembali normal secara perlahan. Aktivitas ekonomi, pendidikan, industri dan investasi berjalan lancar untuk kemakmuran rakyat jika hidup kita normal. Maka penting sekali Herd Immunity. Negara kita menargetkan setidaknya 60% Herd Immunity agar di tahun 2022 kita bisa neo normal. Cari nafkah seperti biasa sambil tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat.

Artinya vaksinasi adalah ibadah komunal agar kita bisa menjaga lingkungan sehat bersama, agar kita bisa ibadah jamaah, majelis taklim dan pengajian tanpa virtual. Vaksinasi juga upaya kembali ke nilai2 Pancasila yang kita hidup secara sosial bersama, seperti film Tilik yang saling ngunjungi beramai-ramai. Vaksinasi juga upaya optimalisasi pendidikan karena sehebat apapun digitalisasi tidak mampu mencerdaskan siswa seperti melalui tatap muka langsung dengan gurunya.

Jika anda orang tua yang kesulitan mendidik anak di rumah, doronglah agar herd Immunity, sehingga kami guru bisa mengelola pendidikan secara normal. Pastikan anda memberi izin anak untuk vaksin jika dia benar2 sehat, tidak sedang penyakit paru akut atau lambung. 

Dukunglah vaksinasi dan kampanyekan untuk kita bersama. Kuat dan sehat menuju Neo Normal.

Tabarakallah 

By; Khairuddin Budiman


Referensi:

www.who.int

www.mediaindonesia.com

www.tirto.id

www.infid.org

Read more ...

Friday, September 17, 2021

BOH JANENG SIKILO

Boh Janeng (Gambar di ambil dari internet)

Awai phon kisah, seorang lelaki miskin menjual "Boh Janeng" yang diolah isterinya ke kota.  Isterinya selalu mengolah boh janeng tersebut yang dumasukkan kedalam plastik kresek dengan beratnya 1 kg.  Sang suami selalu menjual Boh Janeng itu ke salah satu toko dan membeli kebutuhan harian mereka untuk sekadar makan.  Suatu ketika pemilik toko itu curiga dengan berat boh janeng tersebut dan dia pun menimbangnya. Ternyata beratnya tidak sampai 1 Kg, hanya 900 Gram. Tangan nya gemetar dan dada nya terasa seperti ingin meledak.

"Jadi selama ini dia membohongiku. Berapa banyak kerugian yang aku alami. Penipu !” teriaknya dalam hati.  Hari itu juga lelaki miskin itu di datanginya dengan membawa boh janeng. “Droe neuh ka neupeunget lon! Neu peugah boh janeng nyoe 1 Kg pada hai cuma 900 Gram sagai!”  teriak pemilik toko.  Lelaki miskin itu menundukkan kepalanya dan berkata : “Kamoe ureung gasin, Dirumoh kamoe hana kilo lage bak keude droeneuh".  Kamoe meu bole breuh bak keude droeneuh sie kilo, dari breuh nyan keuh kamoe peuget keu timbangan boh janeng yang canoe ba keu barak". 

Seketika wajah sipemilik toko jadi merah karena malu, seperti eungkot teu sembam.  

Pesan moral :  

Pandailah introspeksi diri sebelum teriak keras

Read more ...
Designed Template By Blogger Templates - Powered by Sagusablog