Breaking News

Thursday, August 3, 2017

APA YANG MEMBUAT ANDA SULIT MENGAMBIL KEPUTUSAN

Kepemimpinan adalah masalah pengambilan keputusan, dan hal ini sangat tergantung dari nilai-nilai yang dianut. Orang yang tidak punya nilai pasti tidak akan punya keberanian untuk memutuskan sesuatu dan hal ini akan berpengaruh pada kualitas kepemimpinannya.

Yang menarik, nilai itu bukanlah “sesuatu yang dikatakan” tetapi “sesuatu yang dilakukan”. Nilai juga bukanlah sesuatu yang ditempel di dinding-dinding tetapi sesuatu yang dijalankan bahkan sekalipun sesuatu itu tidak pernah ditulis maupun dibicarakan. Nilai adalah sesuatu yang ada jauh di bawah kesadaran kita. Nilai adalah bagian dari pikiran bawah sadar kita. Nilai adalah sesuatu yang abstrak tetapi ia akan muncul ke permukaan dengan begitu jelasnya ketika kita berada di persimpangan jalan. Inilah sebetulnya manfaat terbesar dari sebuah masalah yang dilematis. Sebuah masalah dilematis sesungguhnya adalah sebuah arena yang tepat untuk melihat pertarungan nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang. Disanalah ujian dari sebuah nilai. Disanalah jati diri seorang pemimpin akan terlihat, tak peduli apapun nilai yang selama ini selalu ia gembar-gemborkan.

Ada banyak hal yang menyebabkan kita sulit mengambil keputusan. Pertama, bila kita tidak memiliki cukup bahan dan dukungan atas keputusan tersebut. Bila kita menekankan hal ini, kita adalah seorang yang cukup berhati-hati dalam mengambil keputusan. Kita merasa harus memiliki cukup data dan mempertimbangkan banyak hal agar keputusan itu benar-benar mantap. Namun, perlu disadari bahwa dalam beberapa hal, kita perlu mempunyai keberanian dalam mengambil keputusan meski pun tidak cukup data dan dukungan atas keputusan kita. Keyakinan kitalah yang menjadi pendukung atas keputusan kita.

Kedua, di saat kita tak mampu mengendalikan emosi. Contohnya adalah kebimbangan. Hal ini biasanya dialami bila kita dihadapkan untuk memilih satu dari beberapa alternatif yang tersedia. Meski kita merasa telah memiliki semua informasi dan pertimbangan atas alternatif-alternatif tersebut, seringkali kita dilanda kebimbangan untuk memilih. Kebimbangan membuat kita sulit mengambil keputusan. Namun, kebimbangan dapat dikalahkan dengan keputusan itu sendiri. Maksudnya, bila anda telah mengambil keputusan, maka kebimbangan semestinya sirna. Oleh karena itu, keyakinanlah yang menjadi landasan bagi pengambilan keputusan.

Ketiga, bila ada konflik kepentingan dalam keputusan tersebut, terutama kepentingan pribadi. Seringkali kita begitu sulit memutuskan sesuatu yang mudah hanya karena kepentingan pribadi kita berseberangan dengan kepentingan perusahaan. Ini adalah gejala yang manusiawi. Keputusan kita mencerminkan dimana kita berpijak. Pada umumnya kita memang harus mendahulukan kepentingan organisasi. Namun, adakalanya kita harus mendahulukan kepentingan pribadi. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk menimbang-nimbang urgensi dari masing-masing persoalan.

Keempat, bila tidak ada aturan dan prosedur yang jelas. Memang bila semua prosedur sudah jelas, maka mudah saja bagi kita mengambil keputusan. Justru itulah gunanya sebuah keputusan diambil: untuk membuka jalan, membuat terobosan, membongkar kebuntuan. Bila keputusan dibuat semata-mata karena prosedur, maka betapa banyak kemacetan yang terjadi, karena persoalan selalu mendahului kebijakan.

Selanjutnya, semestinya tidak ada keputusan yang sulit untuk diambil. Yang ada adalah keputusan yang "pahit", yaitu keputusan yang harus "mengorbankan" salah satu hal demi mencapai hal yang lain. Kepahitan inilah yang membuat kita berat atau sulit untuk mengambil keputusan. Namun, jika keputusan tersebut memang harus diambil, maka kita harus berkeyakinan kuat untuk memutuskannya. Situasi yang paling menyulitkan kita untuk mengambil keputusan, padahal kita tahu bahwa keputusan itu harus diambil adalah jika kita tak memiliki wewenang dan dapat bertanggung jawab penuh atas keputusan tersebut. Semua persoalan betapa pun beratnya, selama berada dalam kewenangan kita seharusnya bisa dipecahkan. Data dan bahan pendukung yang tak cukup, emosi yang tidak terkendali, aturan yang kurang jelas, justru adalah obyek bagi pengambilan keputusan kita.

Memang untuk mengambil keputusan diperlukan berbagai pertimbangan, namun yang paling diperlukan adalah wewenang dan tanggung jawab, tanpa itu kita bukanlah orang tepat untuk memutuskan. Maka, bila kami ditanya apa yang membuat kami sulit mengambil keputusan, jawaban kami adalah: tidak adanya wewenang dan tanggung jawab untuk mengambil keputusan tersebut.
Semoga berkenan.

No comments:

Post a Comment

Designed Template By Blogger Templates - Powered by Sagusablog