PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI BLOG SEBAGAI MEDIA DALAM MENINGKATKAN
BUDAYA LITERASI MASYARAKAT DI TBM
Oleh:
Faisal, S.T
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membaca
memiliki fungsi yang paling urgen
dalam kehidupan manusia, di
mana hampir semua proses belajar didasarkan
pada kemampuan membaca.
Dengan
kemampuan
membaca yang
membudaya dalam
diri setiap anak,
maka
tingkat
keberhasilan di sekolah maupun dalam kehidupan di
masyarakat
akan
membuka
peluang
kesuksesan
hidup yang
lebih baik. Bagi
komunitas
Muslim, perintah pertama
dari Allah kepada Nabi Muhammad adalah
membaca (iqra).
Hal ini tercermin dalam surat Al-‘Alaq ayat 1-5.
Kita perlu menanamkan budaya membaca pada anak sejak usia dini. Program membaca setiap
hari
harus dijadikan
sebagai tradisi di sekolah
dan
jika memungkinkan kegiatan membaca ini dimasukkan ke dalam
kurikulum. Siswa
memang harus
ditekankan agar setiap hari
membaca
buku di
sekolah.
Praktek membaca ini sangat penting dibiasakan
kepada siswa.
Bagi siswa yang beragama Islam perlu juga ditegaskan bahwa membaca adalah
perintah dalam Al-Qur’an.
Dengan demikian siswa akan menyadari pentingnya membaca agar mereka bisa
menyerap ilmu dari berbagai sumber yang tentunya akan bermanfaat bagi kehidupan
mereka di kemudian hari.
Dalam Islam, tradisi
membaca ini sudah pernah dipraktekkan di awal-awal Islam. Nabi
muhammad pernah membuat sebuah perjanjian yang ganjil untuk tahanan perang
Badar. Para tawanan perang diminta untuk
mengajarkan umat Islam
Madinah menulis dan membac.
Jika
mereka telah berhasil
mengajari anak-anak umat Islam untuk menulis dan membaca, maka mereka akan di bebaskan tanpa harus membayar uang tebusan. Mengajar literasi melalui kegiatan membaca dan
menulis dijadikan sebagai salah satu syarat pembebasan mereka.
Apa
yang ditanamkan oleh Nabi Muhammad pada saat perang badar berhasil dituai oleh
umat Islam seratus tahun kemudian. Berkat kemampuan literasinya umat Islam
berhasil mencapai kejayaannya. Zaman
kejayaan Islam adalah masa ketika para
ilmuan Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan
kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan
menambahkan penemuan-penemuan baru. Kejayaan Islam ini dalam perkembangan selanjutnya telah memberikan sumbangan yang besar
bagi perkembangan ilmu pengetahuan di seluruh dunia.
Kegiatan membaca dan
menulis dewasa ini lebih dikenal dengan kegiatan literasi, namun literasi lebih
dari sekadar membaca dan menulis, akan tetapi mencakup keterampilan berpikir
menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan
auditori. Kegiatan ini biasanya lebih cenderung di lakukan di sekolah, untuk
meningkatkan kegemaran membaca di kalangan siswa maka perlu disusun suatu
konsep dalam lingkungan sekolah formal dan nonformal. Konsep literasi di lingkungan pendidikan non formal
yang ada pada pusat kegiatan belajar masyarakat yaitu taman bacaan masyarakat
(TBM).
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah lembaga pembudayaan kegemaran membaca
masyarakat yang menyediakan dan memberikan layanan di bidang bahan bacaan,
berupa: buku, majalah, tabloid, koran, komik, dan bahan multi media lain, yang
dilengkapi dengan ruangan untuk membaca, diskusi, bedah buku, menulis, dan
kegiatan literasi lainnya, dan didukung oleh pengelola yang berperan sebagai
motivator.
Taman bacaan masyarakat dengan bahan bacaan yang
disediakan dapat memberikan layanan kepada masyarakat untuk melakukan aktivitas
membaca dan belajar dalam rangka mendukung terciptanya masyarakat pembelajar
sepanjang hayat, seperti: buku pengetahuan untuk membuka wawasan dan menambah
pengetahuan, buku keterampilan, untuk memperoleh berbagai keterampilan praktis
yang bisa dipraktekkan setelah membaca misal praktek memasak, budidaya ikan,
menanam cabe dan lainnya. Sebagai sumber informasi – dalam menyediakan bahan
bacaan, selain buku-buku taman baca masyarakat juga menyediakan koran, tabloid,
dan referensi, seperti brosur, leaflet yang semuanya ini dapat memberikan
informasi. Di samping itu dengan peralatan elektroniknya taman baca
masyarakat dapat juga menyediakan internet yang dapat digunakan oleh masyarakat
untuk mengakses informasi melalui dunia maya. Sebagai tempat rekreasi-edukasi -
dengan buku-buku nonfiksi yang disediakan memberikan hiburan yang mendidik dan
menyenangkan. Lebih jauh dari itu, taman baca masyarakat dengan bahan bacaan
yang disediakan mampu membawa masyarakat lebih dewasa dalam berperilaku,
bergaul di masyarakat lingkugan.
Guna mendukung sarana sosialisasi dan promosi taman baca
masyarakat sebagi sarana penyedia informasi dan peningkatan budaya literasi di
masyarakat maka perlu dukungan
pengelolaan taman baca masyarakat berbasis Teknologi Inforrmasi. Aspek Teknologi Informasi banyak pilihan untuk
dimanfaatkan pengelola taman baca masyarakat guna menunjang pengelolaan lembaga
taman baca masyarakat di antaranya melalui jejaring sosial media seperti
twitter, facebook, Website, blogspot, blogger. Pengelola taman baca masyarakat
“PKBM Nurussalam Jaya” dalam aplikasi pengelolaan taman baca masyarakat untuk
melaksanakan promosi, pelayanan pada pengunjung serta upaya menggerakkan
literasi maka media informasi berbasis teknologi informasi yang dimanfaatkan
adalah melalui media Blog. Media ini dirasa lebih efektif untuk meningkatkan
kualitas pengelolaan layanan taman baca
masyarakat dan promosi.
B. Rumusan Masalah
Merujuk
fenomena yang terungkap pada latar belakang tersebut di atas maka dalam
pengelolaan manajemen TBM “ PKBM Nurussalam Jaya” dirasa sangat perlu dan
segera untuk dapat menjadikan TBM sebagai sumber informasi dan pengembangan
literasi, dengan memanfaatkan media informasi yang lebih luas jangkauan dan
sasarannya. Sehingga permasalahan yang dirumuskan dalam tulisan ini adalah:
- Bagaimana TBM PKBM Nurussalam
Jaya melakukan promosi dan membudayakan literasi dengan menggunakan teknologi informasi berbasis blog?
- Apa saja kendala yang dihadapi oleh TBM PKBM
Nurussalam Jaya dalam melakukan promosi dan membudayakan literasi dengan
menggunakan teknologi informasi berbasis blog?
- Bagaimana solusi dalam menghadapi kendala
tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses yang dilakukan TBM PKBM Nurussalam Jaya dalam
melakukan promosi dan membudayakan literasi dengan menggunakan teknologi
informasi berbasis blog.
2. Untuk mengetahui kendala TBM PKBM Nurussalam Jaya dalam melakukan promosi
dan membudayakan literasi dengan menggunakan teknologi informasi berbasis blog.
3. Untuk mengetahui solusi TBM PKBM Nurussalam Jaya dalam melakukan promosi
dan membudayakan literasi dengan menggunakan teknologi informasi berbasis blog.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis
dari karya nyata ini adalah untuk membiasakan budaya membaca pada masyarakat dengan menghadirkan
taman-taman bacaan serta mempromosikannya melalui jejaring sosial.
2. Manfaat Praktis
Manfaat dari best practice ini adalah
untuk:
a.
Masyarakat, akan
dapat meningkatkan kemampuan dan memperoleh informasi lebih cepat dengan
memanfaatkan teknologi informasi.
b.
Institusi, dapat meningkatkan mutu
layanan pusat kegiatan masyarakat (PKBM) Nurussalam Jaya dan mempromosikan
program-program melalui pemanfaatan teknologi informasi blog.
II. Kajian Teoritik
A. Pengertian dan Sejarah Munculnya Blog
Blog merupakan singkatan dari "web log" yang merupakan suatu
bentuk aplikasi web yang berupa
aneka macam tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting atau artikel-artikel
blog) pada sebuah halaman web umum (template blog). Tulisan-tulisan ini
seringkali dimuat dalam urut yang terbalik (isi atau postingan yang terbaru
ditempatkan lebih dahulu atau pada urutan yang pertama baru kemudian diikuti
dengan isi atau postingan yang lebih lama dibuat), meskipun tidak harus
selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua
pengguna internet sesuai dengan topik yang diperlukan dan tujuan dari si
pengguna blog tersebut, yang biasanya dengan menuliskan suatu kata tertentu
(keyword) pada halaman pencarian Google, Yahoo, Bing atau search engine yang
lainnya.
1.
Sejarah Munculnya Blog
Media blog ini pertama kali
dipopulerkan oleh Blogger.com,
yang dimiliki oleh Pyra Labs sebelum pada akhirnya diakuisisi oleh pihak Google pada sekitar akhir tahun
2002. Semenjak itu, banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber
terbuka (open source) yang diperuntukkan kepada perkembangan para penulis blog
(blogger) tersebut.
a.
Manfaat dan Kegunaannya
Blog ini mempunyai fungsi atau
manfaat yang sangat beragam, mulai dari hanya berupa sebuah catatan harian,
media publikasi dalam bentuk sebuah kampanye politik, sampai dengan
program-program media lainnya dan perusahaan-perusahaan kelas atas. Sebagian
besar blog dipelihara oleh seorang penulis tunggal (blogger), sementara sebagian
lainnya oleh beberapa penulis dalam sebuah konsorsium. Banyak juga blog yang
memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, seperti halnya
menggunakan buku tamu dan kolom komentar yang dapat memperkenankan
pengunjungnya untuk meninggalkan komentar atau tanggapannya atas isi dari
sebuah tulisan (artikel blog) yang dipublikasikan, namun demikian ada juga blog
yang bersifat sebaliknya (non-interaktif), artinya hanya dipergunakan untuk
kalangan terbatas semacam yang dimiliki oleh sebuah institusi sekolah atau
perguruan tinggi.
Situs-situs web yang saling
berkaitan antara beberapa blog, atau secara total merupakan kumpulan blog
sering disebut sebagai blogosphere.
Bilamana sebuah kumpulan gelombang aktivitas, informasi dan opini yang sangat
besar berulang kali muncul untuk beberapa subyek atau sangat kontroversial
terjadi dalam blogosphere, maka hal itu sering disebut sebagai blogstorm atau badai blog.
b.
Komunitas Blogger
Komunitas blogger adalah sebuah
ikatan yang terbentuk dari para blogger berdasarkan kesamaan-kesamaan tertentu,
seperti kesamaan asal daerah, kesamaan kampus, kesamaan hobi, dan sebagainya.
Para blogger yang tergabung dalam komunitas-komunitas blogger tersebut biasanya
sering mengadakan kegiatan-kegiatan bersama-sama seperti kopi darat.
Untuk bisa bergabung dalam sebuah
komunitas blogger, biasanya ada semacam syarat atau aturan yang harus dipenuhi
untuk, misalkan harus berasal dari sebuah daerah tertentu atau memiliki
kesamaan minat tertentu.
c.
Budaya Populer
Ngeblog (istilah bahasa Indonesia
untuk kegiatan blogging) harus dilakukan hampir setiap waktu dengan tujuan
mengetahui eksistensi dari pemilik blog. Juga untuk mengetahui sejauh mana blog
dirawat (mengganti template) atau menambah artikel (update blog). Dewasa ini
telah ada lebih dari 10 juta blog yang bisa ditemukan di dunia internet, dan
masih bisa berkembang lagi, karena saat ini ada banyak sekali perangkat lunak,
peralatan, dan aplikasi internet lain yang mempermudah para blogger (sebutan
bagi pemilik blog) untuk merawat blognya. Selain merawat dan terus melakukan
pembaharuan di blognya, para blogger yang tergolong baru pun masih harus sering
melakukan blogwalking, yaitu aktivitas para blogger meninggalkan tautan di blog
atau situs orang lain seraya memberikan komentar.
d.
Manfaat Ekonomis
Beberapa blogger kini bahkan telah
menjadikan blognya sebagai sumber pemasukan (ekonomi, keuangan) utama melalui
sebuah program periklanan (misalnya AdSense, posting berbayar, penjualan
tautan, atau semacam program-program afiliasi). Sehingga kemudian muncullah
istilah blogger profesional,
atau problogger, yaitu
orang yang menggantungkan hidupnya hanya dari aktivitas ngeblog (mengelola
sebuah blog), karena banyak saluran pendapatan dana, baik berupa dolar maupun
rupiah dari aktivitas ngeblog ini.
B. Pengertian Promosi
Promosi berasal dari kata promote dalam Bahasa Inggris yang
diartikan sebagai mengembangkan atau meningkatkan. Promosi adalah seni dan
teknik untuk berhubungan dengan masyarakat, memperkenalkan produk-produk yang
dihasilkan pelayanan serta fasilitas yang disediakan agar calon pengguna
mengetahuinya (Kotler, 2003). Adapun pendapat Lasa (2009), mengenai promosi
yaitu pertukaran informasi antar organisasi/lembaga dan konsumen dengan tujuan
utama memberi informasi tentang produk atau jasa yang tersedia dalam organisasi
dan membujuk calon konsumen untuk bereaksi terhadap produk atau jasa tersebut.
Promosi adalah suatu aktivitas komunikasi dari pemilik produk
atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat, dengan tujuan supaya produk atau
jasa, merek dan nama perusahaan dapat dikenal masyarakat sekaligus mempengaruhi
masyarakat supaya mau membeli serta menggunakan produk atau jasa
perusahaan.
Promosi yaitu kegiatan dari pemasaran maupun penjualan dalam
rangka untuk meninformasikan dan mendorong permintaan konsumen terhadap produk
atau jasa dari suatu perusahaan dengan mempengaruhi konsumen supaya membeli
produk atau jasa yang dijual oleh perusahaan.
Promosi
merupakan cara yang dilakukan oleh pemasar untuk meninformasikan
dan mempengaruhi para konsumen atau masyarakat sehingga dapat tertarik
untuk membeli serta menggunakan produk ataupun jasa yang dipasarkannya.
Fungsi kegiatan promosi
adalah mencari dan mendapatkan perhatian (attention)
dari calon pembeli, menciptakan dan menumbuhkan ”interest” pada diri calon pembeli, mengembangkan rasa ingin (desire) calon pembeli untuk memilih
barang yang ditawarkan. Tujuan promosi adalah memperkenalkan atau menaikkan
citra atau populasi dari barang atau jasa yang akan dijual.
C. Pengertian Makna Literasi
Kata literasi tentu sudah tidak
asing bagi telinga kita. Kata tersebut bahkan menjadi kata yang sering terucap.
Dahulu kita hanya mengetahui bahwa pengertian literasi itu hanya sekedar
kemampuan membaca dan menulis (7th
Edition Oxford Advanced Learner’s Dictionary, 2005:898). Walaupun definisi
(lama) literasi adalah kemampuan membaca dan menulis, namun istilah literasi
jarang dipakai dalam konteks pembelajaran persekolahan di Indonesia. Hal ini
dapat terlihat dari tidak adanya lema literasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Persekolahan di Indonesia nampaknya lebih senang menggunakan istilah pengajaran
bahasa atau pelajaran bahasa daripada menggunakan istilah literasi. Pada masa
itu, membaca dan menulis mungkin dianggap cukup sebagai pendidikan dasar bagi
manusia guna menghadapi tantangan zaman dan kerasnya kehidupan.
Makna
literasi semakin berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan makna tersebut
mengikuti perkembangan zaman yang bergerak cepat. Perkembangan zaman yang pesat
jugalah yang membukakan tirai penutup literasi. Sekarang kita tahu bahwa
literasi tak melulu baca-tulis. Literasi adalah praktik kultural yang berkaitan
dengan persoalan sosial dan politik. Oleh karenanya para pakar pendidikan dunia
berpaling kepada definisi baru tentang literasi. Selain itu, dewasa ini kata
literasi banyak disandingkan dengan kata-kata lain, misalnya literasi komputer,
literasi virtual, literasi matematika dan sebagainya. Hal tersebut merupakan
transformasi makna literasi karena perkembangan zaman.
Pesatnya
perkembangan zaman membuat definisi literasi berevolusi. Makna literasi yang
pada awalnya hanya baca-tulis berkembang menjadi lebih luas dan lebih kompleks.
Makna literasi tak melulu soal baca-tulis, namun walaupun demikian, literasi
masih memiliki kaitan dengan kebahasaan. Berpikir kritis, dapat menghitung,
memecahkan masalah, cara untuk mencapai tujuan, mengembangkan ilmu pengetahuan
dan potensi seseorang merupakan definisi baru mengenai literasi. Perubahan yang
sangat signifikan memang. Dari definisi yang hanya sekedar baca-tulis
bertransformasi menjadi definisi yang kompleks. Berikut meruapakan kajian
disiplin yang memiliki tujuh dimensi yang berkaitan:
- Dimensi Geografis
(lokal, nasional, regional, dan internasional): Bergantung pada tingkat
pendidikan dan jejaring sosial dan vokasionalnya (kecakapan kejuruan).
- Dimensi Bidang
(pendidikan, komunikasi, administrasi, hiburan, militer, dsb): Literasi
suatu bangsa tampak dalam dimensi ini. Pendidikan yang berkualitas tinggi
menghasilkan literasi yang berkualitas tinggi pula. Hal ini karena bidang
pendidikan merupakan ujung tombak kebangkitan suatu bangsa.
- Dimensi Keterampilan
(membaca, menulis, menghitung, berbicara): Literasi seseorang tampak atau
tercermin dari dimensi ini. Semua sarjana mampu membaca, akan tetapi tidak
semua sarjana mampu menulis. Oleh sebab itu, keterampilan sangat
diperlukan. Selain itu, tidak cukup dengan mengandalkan literasi saja
(dalam hal ini membaca dan menulis) namun harus juga memiliki kemampuan
numerasi (keterampilan menghitung)
- Dimensi Fungsi (memecahkan
persoalan, mendapatkan pekerjaan, mencapai tujuan, mengembangkan
pengetahuan, mengembangkan potensi diri): Orang yang literat karena
pendidikannya mampu memecahkan masalah dan mengatasi semua tentang
kehidupan yang menghampirinya.
- Dimensi Media (teks,
cetak, visual, digital): Menjadi seorang literat zaman sekarang orang
harus mengandalkan kemampuan membaca dan menulis teks cetak, visual dan
digital. Perkembangan IT sangat penting dan berpengaruh banyak terhadap
gaya berliterasi.
- Dimensi Jumlah (satu,
dua, beberapa): Jumlah dapat merujuk pada banayak hal, misalnya bahasa,
variasi bahasa, peristiwa tutur, bidang ilmu dan media. Literasi seperti
halnya kemampuan berkomunikasi, bersifat relatif.
- Dimensi Bahasa
(etnis, lokal, nasional, regional, internasional): Ada literasi yang
singular dan ada yang plural.
Selain tujuh dimensi literasi di
atas, ada 10 gagasan kunci tentang literasi yang menunjukkan perubahan
paradigma literasi karena perubahan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan,
yaitu:
- Ketertiban
lembaga-lembaga sosial: Lembaga-lembaga menjalankan perannya dengan
fasilitas bahasa sehingga muncul bahasa birokrat atau politik.
- Tingkat
kefasihan relatif: Setiap literasi memerlukan kefasihan berbahasa dan
literasi yang berbeda, tergantung situasinya.
- Pengembangan
potensi diri dan pengetahuan: Pada tahap tinggi literasi membekali
mahasiswa kemampuan memproduksi dan memproduksi ilmu pengetahuan.
- Standar
dunia
- Warga
masyarakat demokratis: Media adalah salah satu pilar demokratis.
Pendidikan literasi harus mendukung terciptanya demokratisasi bangsa.
- Keragaman
lokal
- Hubungan
global: Literasi tingkat ini bergantung pada dua hal, yaitu penguasaaan
teknologi informasi dan penguasaan konsep atau pengetahuan yang tinggi.
- Kewarganegaraan
yang efektif: Yaitu warga negara yang mampu mengubah diri, menggali
potensi diri, serta berkontribusi bagi keluarga, lingkungan dan negaranya.
Warga negara yang efektif mengetahui hak dan kewajibannya (citizenship
literacy).
- Berbahasa
Inggris ragam dunia
- Kemampuan
berpikir kritis: Literasi bukan sekedar mampu membaca dan menulis,
melainkan juga menggunakan bahasa secara fasih, efektif dan kritis.
- Masyarakat
semiotik: Budaya adalah sistem tanda, oleh karenanya memaknai tanda
terlebih dahulu harus menguasai literasi semiotik.
Makna literasi yang semakin
berevolusi ternyata berbanding terbalik dengan kemajuan Indonesia dalam budaya
literasi. Indonesia memang negara yang tertinggal cukup jauh dari beberapa
negara. Hal ini disebabkan karena budaya literasi mayarakatnya masih sangat rendah.
Sejak 15 tahun silam, Indonesia telah ikut dalam proyek penelitan dunia untuk
mengukur literasi membaca, matematika dan ilmu pengetahuan alam. Dari proyek
penelitian dunia tersebut, terbukti memang Indonesia
merupakan negara yang kurang daya bacanya dalam literacy purpose. Kebanyakan
orang Indonesia membaca atas dasar information purpose. Dalam informational
purpose Indonesia
menempati peringkat yang tinggi.
Tingkat
pendidikan penduduk indonesia juga merupakan faktor yang mempengaruhi
keterbelakangan bangsa indonesia dalam budaya literasi. Bagaimana bisa menyusul
ketertinggalan dalam literasi jika penduduknya saja masih mengecam pendidikan
yang rendah. Pendidikan memang menjadi kunci dalam keberhasilan budaya
literasi. Dengan kata lain, pendidikan adalah ujung tombak budaya literasi.
Tingkat
literasi siswa indonesia masih jauh tertinggal dari siswa negara lainnya.
Dengan kata lain, dalam skala internasional, siswa Indonesai belum kompetitif.
Siswa merupakan penduduk suatu negara. Oleh sebab itu, tingkat literasi
penduduk berpengaruh pada perkembangan bangsa.
Hasil
proyek penelitian dunia tersebut sangat menggelisahkan, terlebih lagi bagi kita
warga negara Indonesia. Oleh karenanya, diperlukan usaha khusus demi mengejar
ketertinggalan bangsa Indonesia dari negara-negara lain. Salah satunya adalah
dengan melakukan rekayasa.
Rekayasa
menjadi jalan satu-satunya demi mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dari
bangsa lain. Rekayasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti
penerapan kaidah-kaidah ilmu dalam pelaksanaan (seperti perencanaan, pembuatan
konstruksi serta pengopreasian kerangka, peralatan, dan sistem yang ekonomis
dan efesien. Rekayasa yang harus dilakukan adalah rekayasa literasi guna
meningkatkan mutu Indonesia. Rekayasa literasi adalah upaya disengaja dan
sistematis untuk menjadikan manusia terdidik dan berbudaya lewat penguasaan
bahasa secara optimal. Penguasaan bahasa adalah portal menuju pendidikan dan
pembudayaan.
Oleh karenanya, rekayasa literasi
berati merekayasa (menerapkan kaidah ilmu pengajaran membaca dan menulis dalam
empat dimensi di atas. Pengajaran bahasa (language arts) yang baik menghasilkan
orang literat yang mampu menggunakan keempat dimensi di atas secara serempak,
aktif, dan terintegritas. Menggunakan bahasa efektif dan efesien.
Pengajaran
literasi tergantung pada pemahaman awal tentang literasi. Misalnya saja
Indonesia berasumsi bahwa literasi hanya sekedar membca dan menulis. Maka
pembelajaran bahasa terfokus pada empat aspek keterampilan berbahasa, yakni:
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Jarang sekali pembelajaran bahasa
disandingkan dengan pembelajaran sastra dan hanya ada beberapa yang
menyandingkannya dengan budaya. Padahal, literasi tidak sesederhana sekedar
menguasai alfabet atau sekedar mengerti hubungan antara bunyi dengan simbol
tulisannya, tetapi simbol itu difungsikan secara bernalar dalam konteks sosial.
Oleh karenanya, pembelajaran bahasa harus disertai dengan sastra dan budaya
pula. Karya sastra biasanya memuat konteks sosial masyarakat.
Sementara
itu, pengenalan pada berbagai jenis teks juga perlu dilakukan dalam
pembelajaran bahasa. Hal ini bertujuan agar kita menjadi tahu warna-warni
literasi. Jenis-jenis teks yang dapat dikenalkan misalnya iklan, resep dokter,
menu, puisi dan lain-lain. Mengajarkan literasi pada intinya menjadikan manusia
yang secara fungsional mampu berbaca-tulis, terdidik, cerdas dan menunjukkan
apresiasi terhadap sastra.
Perjalanan
yang panjang mengulas tentang literasi yang berevolusi dan bertrasnformasi
maknanya. Sekarang ini, makna literasi menjadi lebih kompleks dan luas. Selain
itu, literasi juga ternyata sangat berpengaruh pada perkembangan suatu bangsa.
Tingginya literasi berbanding lurus dengan kemajuan negaranya. Tingkat
kemampuan literasi kita dapat diukur dengan tujuh dimensi dalam literasi.
Sehingga, kita dapat melihat apakah kita telah bagus disemua bidangnya. Daya
literasi individu berkontribusi pada daya literasi suatu negara. Maka, setelah
kita mengetahui sejauh mana kemampuan literasi kita, kita dapat berbedah diri
demi kemajuan bangsa ini. Sudah menjadi berita biasa bila Indonesia menempati
strats bawah dalam literasi dunia. Oleh sebab itu, rekayasa literasi perlu
dilakukan di Indonesia. Merekayasa pengajaran literasi menjadi pilihan yang
bijak karena hanya dalam dunia pendidikanlah pengejaran literasi dapat
ditanamkan pada siswa. Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan literasi.
III.
Pembahasan
A.
TBM PKBM Nurussalam Jaya dalam Melakukan Promosi dan Membudayakan Literasi dengan Menggunakan Teknologi Informasi Berbasis Blog
Blog smerupakan media yang sangat
tepat, mudah dan murah untuk melaksanakan promosi. Promosi yang dilaksanakan
dapat berupa posting brosur, famplet, agenda-agenda kegiatan serta
kegiatan-kegiatan yang sedang dan sudah dilaksanakan sehingga bisa dikenal oleh
masyarakat luas, manfaatnya menjadi lebih di kenal dan terkenal. Sehingga untuk
mendapatkan informasi masyarakat dapat mengaksesnya melalui blog tidak perlu
harus mengunjungi taman bacaan. Taman
baca masyarakat tidak hanya sebagi media dan tempat untuk mencari informasi dan
tempat membaca, tetapi di taman baca masyarakat dapat juga untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan buku dan bahan bacaan yang dapat
dikaryakan atau dipraktekkan, yaitu dari buku dan artikel menjadi suatu karya,
misalnya masak bersama di taman baca masyarakat dari resep yang ada, membuat
kerajinan tangan materi panduan dari buku-buku ketrampilan yang ada di taman
baca masyarakat. Selain itu juga dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan membaca, menulis, bercerita dikemas dalam bentuk lomba-lomba
kreatif di sini.
Taman baca
masyarakat PKBM Nurussalam Jaya juga dapat memposting kegiatan-kegiatan yang
sudah dilakukan sehingga masyarakat disekitar dapat mengakses serta membaca
dimana saja tidak perlu harus berkunjung ke TBM. Taman baca masyarakat dapat
dijadikan sebagai sember informasi untuk berbagi ilmu dan informasi dengan
siapa saja, tidak terbatas pada lingkungan disekitar taman baca masyarakat,
namun bisa ke masyarakat luas. Melalui media blog pengelola dapat meningkatkan
kualitas layanan ke publik dengan melaksanakan kegiatan literasi baik
dilaksanakan secara mandiri maupun bekerja sama dengan orang lain dalam
mengembangkan literasi melalui media blog.
Postingan-postingan yang menarik
dalam blog akan dapat menarik pengunjung sehingga pengunjung sudah pasti
membaca.
***dijelaskan bagaimana proses
promosi dan pembudayaan literasi melalui blog yang dilakukan oleh TBM PKBM
Nurussalam Jaya. Dijelaskan tata caranya, siapa pelakunya dan siapa objeknya
(sasaran) dan kapan waktunya.
B.
Kendala yang
Dihadapi oleh TBM PKBM Nurussalam Jaya dalam Melakukan Promosi dan Membudayakan
Literasi dengan Menggunakan Teknologi Informasi Berbasis Blog
Pemanfaatan blog sebagai media
promosi dan penggerak literasi yang diaplikasikan di taman baca masyarakat PKBM
Nurussalam Jaya tidak dapat berjalan dengan mulus, harus melalui jalan terjal
yang berliku-liku. Dalam pemanfaatan
blog ini sangat tergantung kepada jalur aksesnya, dalam hal ini jaringan internet. Ini merupakan kendala besar bagi pengelola
taman baca masyarakat PKBM Nurussalam Jaya mengingat kami berada di pedesaan
yang belum terjamah oleh jaringan internet.
Selain jaringan internet, kendala
berikutnya adalah alat untuk mengakses jaringan internet itu sendiri yaitu berupa
perangkat keras untuk pengaksesan blog masih terbatas, taman baca ini baru ada
1 Personal Computer, 1 buah labtab yang digunakan untuk mengakses
informasi. Keterbatasan perangkat keras
ini sangat mempengaruhi untuk pengembangan taman baca dalam mempromosikan
program-programnya.
Masih sedikit masyarakat untuk
kalangan di lingkungan taman baca masyarakat Nurussalam Jaya yang memahami
media blog, masih sebatas siswa SMP dan SMA saja pengunjung taman baca
masyarakat.
*dijelaskan kendala apa saja yang dihadapi oleh TBM. Kendalanya bisa dalam
proses atau pun teknis pelaksanaan. Contoh kendala seperti terbatasnya waktu
atau atau kurangnya minat dari objek, dll.
C.
Solusi Taman Baca Masyarakat PKBM Nurussalam Jaya dalam Melakukan Promosi dan
Membudayakan Literasi dengan Menggunakan Teknologi Informasi Berbasis Blog
*dijelaskan solusi apa saja
yang dilakukan oleh TBM dalam menghadapi kendala di atas.
IV. Simpulan dan Harapan Penulis
A. Simpulan
Dari
pembahasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa blog sebagai media
komunikasi berbasis Teknologi Informasi yang mudah untuk dibuat dan bermanfaat
banyak untuk menunjang pengelolaan Taman Baca Masyarakat sebagai media promosi
dan penggerak literasi. Penggunaan blog
dari sisi biaya sangat murah karena bersifat gratis, dan dapat mengupdate
posting sewaktu-waktu. Kepemilikan blog
oleh Taman Baca Masyarakat dapat dimanfaatkan untuk media menjalin jaringan
kerja melalui jejaring sosial dengan penerbit buku, forum Taman Baca Masyarakat
dan penggerak liteasi di tempat lain.
B. Rekomendasi
Dari
simpulan diatas, penulis dapat merekomendasikan beberapa hal, diantaranya:
1.
Pemanfaataan blog di Taman Baca Masyarakat PKBM
Nurussalam Jaya dapat dijadikan rekomendasi untuk pengembangan TBM berbasis
elektonik.
2.
Teknologi Informasi lain yang dapat dimanfaatkan
pengelola Taman Baca Masyarakat untuk meningkatkan mutu lembaga dan layanan Taman
Baca Masyarakat dapat dilanjutkan ke pengelolaan Taman Baca Masyarakat berbasis
Web.
2.
Pengelolaan Taman Baca Masyarakat akan menjadi lebih
tertata dengan baik dan mudah diakses layanannya melalui jejaring internet.
3.
Blog Taman Baca Masyarakat sebagai Sumber Informasi,
media pembelajaran dan sebagai penggerak literasi sepanjang hayat, sebagai
penunjang bakat dan minat di bidang literasi, sebagai Sarana Promosi Institusi.
DAFTAR PUSTAKA
Bly, Robert
W. 2006. The Complete Ideal’s Guides:
Direct Marketing. Jakarta: Prenada
Hariningsih.SP.2009.Sistim Informasi Teknologi. Yogyakarta,
Andi Offset
Darmono.
2007. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan
Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta: PT. Grasindo
Dinama, RS,
Hendra. 2009. Pedoman Mengelola
TBM (Taman Bacaan Masyarakat). Surabaya
Direktorat
Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003 tentang Pedoman Pengelolaan Taman
Bacaan Masyarakat (TBM)
Lestari,
Gunarti Dwi, dkk. 2011 Manajemen Umum
Sebuah Pengantar Edisi Revisi. Yogjakarta: BPFE
Sameto,
Hudoro. 2004. Proses Pembuatan Marketing
Plan. Jakarata: PT. Gramedia Pustaka Utama
Sutarno, NS.
2008. Membina Perpustakaan Desa.
Jakarta: Sagung Seto
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5397864951978131530#editor/target=post;postID=7394495046900517939