Breaking News

Sunday, December 1, 2019

SMKN 1 SIMPANG ULIM LAKSANAKAN UJIAN SEMESTER BERBASIS KOMPUTER

Simpang Ulim, 2-12-2019 I SMK Negeri 1 Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur telah melakukan berbagai terobosan dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan.  Salah satu inovasi tersebut adalah menggunakan sistem penilaian berbasis komputer yang dilaksanakan pada ujian semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 dari tanggal 2 - 16 Desember 2019. 

“Penilaian ini sudah kita gunakan sejak ujian semester tahun lalu”, Ujar Kepala Sekolah Antoni Samad, S.T.  Lebih lanjut Antoni Menyebutkan “Perbedaan mendasar dari tahun sebelumnya adalah dimana kali ini seluruh siswa mulai kelas X sampai XII diwajibkan mengikuti ujian semester berbasis komputer.  Dulu hanya kelas XII saja mengikuti ujian secara online”.


Menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Hamidiah Goknaima, S.Pd, menjadi seorang guru itu harus berani dan jangan sampai ketinggalan. Beliau juga mengatakan, “Masa sebagai pengajar kita kalah dengan anak didik soal teknologi. Ujian Nasional saja sudah berbasis komputer, masa kita masih meminta siswa untuk ‘corat-coret’ lembar jawaban".

Sistem yang dipakai dalam US-BK tersebut sama seperti Ujian Nasional Berbasis Komputer atau UNBK.  Menurut Hamidah, US-BK dilaksanakan untuk semua program keahlian. “Ini sebagai suatu inovasi sistem pembelajaran yang memanfaatkan teknologi digital baik dalam proses, metode, dan evaluasi pembelajaran,” kata alumnus FKIP Fisika Universitas Syiah Kuala.


Dalam pandangan Faisal, S.T guru produktif Teknik Komputer Jaringan sekaligus saat ini dipercayakan sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, ada banyak manfaat dari diberlakukannya US-BK. “Diharapkan dengan sistem ini akan terwujud model evaluasi yang lebih obyektif, jujur, dan bertanggung jawab,” katanya.  Hal tersebut terjadi karena peserta didik tidak bisa melakukan kecurangan.  Di sisi lain secara administrasi juga tercipta sistem evaluasi yang efektif dan efisien karena tidak lagi menggunakan kertas, dan hasilnya akan segera diketahui setelah ujian selesai.  Dengan adanya US-BK ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran peserta didik di SMK Negeri 1 Simpang Ulim,” pungkasnya. 

Read more ...

Thursday, October 31, 2019

SMK NEGERI 1 SIMPANG ULIM JUARAI TURNAMEN SEPAKBOLA ANTAR PELAJAR PIALA DPRA ISKANDAR ALFARLAKI



Aceh timur I  Kamis 30 Oktkber 2019 di lapangan sepakbola Kp. Beusa, Kecamatan peureulak melalui adu pinalti SMK Negeri 1 Simpang Ulim menjuarai Turnamen Sepakbola Antar Pelajar SMA/SMK Se-Aceh Timur Piala DPR Aceh Iskandar Alfarlaky dengan skor 5-4  menundukkan SMA Negeri 1 Peureulak. 

Partai final antara SMK Negeri 1 Simpang Ulim Vs SMA Negeri 1 Peureulak di tonton ratusan penonton yang memadati lapangan sepakbola Kp. Beusa, terutamanya kalangan pelajar lebih dominan.  Hadir juga tentunya "Poe Piasan" Iskandar Usman Alfarlaki, S.Hi anggota DPRA dari Parta Aceh yang duduk di tribun utama didampingi dari unsur forkompimcam, tokoh masyarakat, tokoh olahraga, anggota DPRK Aceh Timur Tgk. Azhari.

Pada pertandingan puncak antara kesebelasan SMK Negeri 1 Simpang Uli  Vs Kesebelasan SMA Negeri 1 Peureulak berlangsung sangat tegang.  Kedua tim saling jual serangan, kedua tim sama-sama memiliki peluang emas namun tidak merubah keduduk 0-0 hingga wasit Afdhalul Fikri meniup pluit panjang.  Skor 0-0 sehingga mengharuskan kedua tim adu pinalti, skor akhir 5-4 setelah penjaga gawang Suhaimi berhasil memblok tendangan algojo lawan mengantarkan tim kesayangannya SMK Negeri 1 Simpang Ulim sebagai juara.

SMK Negeri 1 Simpang Ulim selain diberikan tropi juga mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp.13 juta sebabai juara pertama dan SMA Negeri 1 Peureulak membawa pulang tropi dan uang pembinaan sebesar Rp. 8 juta sebagai runner up.  Sementara itu SMA Negeri 1 Idi dan SMA Negeri 1 Darul Aman membawa tropi dan uang pembinaan masing-masing Rp. 5 juta dan Rp. 2 juta sebagai juara tiga dan empat.

Sebelum acara penyerahan tropi dan uang pembinaan, anggota DPRA dari Partai Aceh ini menyampaikan turnamen akan terus ditingkatkan pagelarannya mengingat tahun depan Aceh menjadi tuan rumah PON.  "Tahun depan kita akan buat menjadi tiga regional yakni regional barat, tengah, dan timur".

Pada kesempatan lain Iskandar menyampaikan "kami berharap siswa SMA dan SMK yang memiliki bakat terus berlatih sehingga kedepan dapat terpilih menjadi atlit terbaik di Aceh dan terpilih ke Pra-PON, bahkan ke PON".

"Teruslah berolaah raga karena dengan berolahraga dapat membuat badan sehat, jauhi narkoba karena narkoba dapat membuat badan rusak', tutup Iskandar.

Kesempatan terpisah, Antoni Samad, S.T kepala SMK Negerk 1 Simpang Ulim menyampaiakan terimakasih kepada anak didiknya yang sudah membawa harum nama Sekolah dengan mengukir prestasi.  Keberhasil ini tidak terlepas dari kerja keras dan kerja ikhlas warga sekolah terutamanya  "coach" Arif Fadhillah.

"Harapan kami turnamen ini dapat terus digulirkan untuk mencari talenta-talenta muda yang dapat mengukir prestasi di liga tiga" tutup Antoni.
Read more ...

Monday, October 28, 2019

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU; SMK NEGERI 1 SIMPANG ULIM LAKSANAKAN WORKSHOP PENYUSUNAN RPP DAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HOTS


Simpang Ulim - Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan Penilaian, SMK Negeri 1 Simpang Ulim melaksanakan kegiatan workshop Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Instrumen Penilaian berbasis HOTS, Senin (28/10/2019).


Dalam sambutannya, Antoni Samad, S.T Kepala SMK Negeri 1 Simpang Ulim"Workshop kurikulum ini setiap tahun kita laksanakan, agar guru dapat lebih siap menghadapi pembelajaran selama satu tahun kedepan,".



Menurut Antoni, kegiatan workshop kurikulum tahun ini lebih terfokus pada penguatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan penilaian berbasis HOTS.

"Workshop ini sengaja kita rancang hanya fokus pada RPP dan Penilaian. Karena dua komponen ini penting dalam kurikulum 2013. Nanti secara teknis, guru langsung menyusun RPP dan untuk penilaian menyusun contoh soal HOTS," jelas Antoni.

Ketua panitia pelaksana kegiatan Faisal, S.T menyampaikan kegiatan workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun perangkat pembelajaran


“Kegiatan Workshop penyusunan perangkat pembelajaran ini merupakan agenda rutin Bidang Kurikulum SMK Negeri 1 Simpang Ulim untuk memberikan penguatan kepada guru,“ lanjut Faisal.

Faisal menambahkan, Kegiatan workshop ini akan berlangsung selama tiga hari dimulai Senin - Rabu (28 - 30 Oktober 2019) yang diikuti oleh seluruh guru Produktif dan beberapa koordinator guru Adaptif, Normatif SMK Negeri 1 Simpang Ulim seramai 24 orang, dan satu orang instruktur dari LPMP Aceh bapak Yuswandi, M.Ag.

Sementara itu dalam sambutannya, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Aceh Timur yang diwakili oleh Kasi Pengembangan GTK mengatakan bahwa, penguatan kompetensi guru tidak hanya terfokus pada metodologi pengajaran saja. Tetapi, penguatan administrasi juga sama pentingnya.


"Guru kita tidak hanya memiliki kemampuan metodologi saja, tapi kemampuan menyusun administrasi pembelajaran juga harus ditingkatkan," kata Syariful Azhar, S.Pd.

Syariful menambahkan, kegiatan workshop ini diharapkan dapat menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran yang sesuai dengan perubahan terbaru kurikulum 2013.

"Saya berharap kepada semua guru agar serius mengikuti kegiatan ini dan dapat menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran yang sesuai dengan perubahan terbaru. Setelah kegiatan ini saya akan meminta pengawas pembina untuk melakukan supervisi guru agar mutu pembelajaran di SMK Negeri 1 Simpang Ulim dapat lebih baik," papar Syariful menutup sambutannya.

Read more ...

Saturday, October 26, 2019

SMK NEGERI 1 SIMPANG ULIM MENGGELAR WORKSHOP KELAS INDUSTRI


Simpang Ulim - SMK Negeri 1 Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur melaksanakan kegiatan Workshop kelas industri pada tanggal 26-27 Oktober 2019 di Aula SMK tersebut.  Kegiatan ini merupakan  tindak lanjut kerjasama pelaksanaan kelas industri di SMK dan dunia industri.  
Kepala SMK Negeri 1 Simpang Ulim yang dalam hal ini diwakili oleh wakil kepala sekolah bidang hubungan dunia usaha dunia industri mengungkapkan telah melakukan kerjasama untuk pelaksanaan kelas industri dengan Nusanet.  “Dalam hal ini, SMK Negeri 1 Simpang Ulim dan Nusanet telah menyepakati kerja sama pelaksanaan Kelas Industri untuk kompetensi keahlian Teknik Komputer Jaringan di SMK Negeri 1 Simpang Ulim,  ”ujar Mahathir".

Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru dan peserta didik dengan berbasis industri. ”Pelaksanaan Kelas Industri di SMK ini merupakan salah satu Program Pengembangan SMK Berbasis Industri berlandaskan Inpres Nomor 9 tahun 2019 tentang revitalisasi SMK,”  menurut laporan ketua panitia bapak Muhibuddin, S.Si.

Kegiatan Workshop kelas industri ini dibuka oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Aceh Timur, bapak Drs. Husaini, S.Pd. M.Pd, dalam sambutannya beliau mengapresiasi adanya kegiatan Workshop ini.
“Pelaksanaan kelas industri di SMK tentulah harus fokus pada produk yang dihasilkan. Produk tersebut bukan hanya barang, melainkan juga jasa. Jika kita menginginkan barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan industri maka mulai dari perencanaan hingga evaluasi di dalam pembelajaran mesti melibatkan industri pula”, tegas Husaini.

Ia juga berpesan agar kerjasama antara sekolah dan industri harus selalu terjaga agar sumber daya manusia yang diluluskan dari SMK sesuai dengan kebutuhan industri.  pada kesempatan yang lain juga kepala cabang menyampaikan bahwa akan terus memantau keberlangsungan kegiatan ini.  Beliau menginginkan peserta yang sudah ikut dalam workshop ini agar dapat mengaplikasikannya di sekolah masing-masing.  "Peserta yang datang bukan hanya sekedar datang saja tidak dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh selama kegiatan, bukan sekedar dapat sertifikat", tegasnya.  lebih lanjut beliau menyampaikan "kalau hanya sekedar dapat sertifikat untuk naik pangkat kita tidak akan kaya, paling hanya kita dapat penambahan gaji sedikit saja.  Tapi jika ilmu yang di dapat dapat di ajarkan ke peserta didik maka kita aakan mendapatkan kekayaan yang sebenarnya, jadilah lentera-lentera yang dapat menerangi seluruh Aceh Timur".  
Sebelum mengakhiri sambutannya, kepala cabang dinas pendidikan wilayah Aceh Timur menyebutkan bahwa di sekolah bukan "SUPERMAN" yang diperlukan, akan tetapih yang dibutuhkan adalah "SUPERTIM".  Jangan membangun retorika tapi kerja nyata, kerja cerdas, dan kerja ikhlas, pungkas Husaini.
Kegiatan Workshop kelas industri ini juga dihadiri langsung oleh dua orang narasumber dari Nusanet Medan sebagai industri mitra SMK Negeri 1 Simpang Ulim.  Zainul Wahid, Senior Help Desk mengungkapkan bahwa Nusanet siap memfasilitasi SMK Negeri 1 Simpang Ulim untuk menyelenggarakan pendidikan yang Link and Match terhadap industri dalam menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan kompeten.
Selain guru internal dari SMK Negeri 1 Simpang Ulim, peserta workshop juga terdiri dari unsur guru mata pelajaran produktif TKJ SMK lainnya yang berada di wilayah kabupaten Aceh Timur dengan total peserta 16 guru. 
Selain revitalisasi fisik revitalisasi sumber daya manusia juga sangat diperlukan, kegiatan workshop seperti ini yang di butuhkan untuk dapat merevitalisasi guru dalam meramu pembelajaran yang pas dengan harapan industri di era digital ini.  Sebagaimana diketahui, Program Pendidikan Vokasi “Link & Match” SMK dan Industri sedang diakselerasi oleh Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian dan Kemendikbud Republik Indonesia.  



Read more ...

Friday, October 18, 2019

Santri, Cyber War dan Soft Literacy

Baru-baru ini hajatan besar selesai dilaksankan yaitu muktamar pemikiran santri nasional ke II di Jakarta.  Kegiatan ini dipusatkan di pondok pesantren As Siddiqiah pusat.  Peserta yang hadir dari seluruh Indonesia yang di undang memalui call paper.  Terdapat beberapa sub tema yang dipaparkan, Santri, Cyber War dan Soft Literacy merupakan salah satunya serta yang saya ikuti.

Bagaimana perkembangan kejahatan dunia maya dan kontribusi pesantren dalam meng-counter Cyber War tersebut?  Apakah kampanye dan pembudayaan digital soft literacy (literasi santun) pesantren dapat dijadikan solusi untuk  mengurai gejala radikalisme agama dan kejahatan siber dalam ruang virtual yang kian menguat?

Salah satu ciri dari era revolusi industri 4.0 adalah internet untuk semua. Masyarakat santri dalam konteks tersebut mau tidak mau harus hidup di dalamnya.  Masyarakat Indonesia sendiri termasuk dalam komunitas pengguna internet terbesar di dunia,  utamanya akses terhadap media sosial. Realitas tersebut tampaknya sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial di alam nyata.  Krisis diri,  manipulasi sosial, hate speech,  hoaks,  dan matinya otoritas adalah beberapa potret dari kejahatan-kejahatan yang terjadi di alam maya.  Situasi ini  tampaknya tidak disia-siakan oleh kelompok ekstremis dalam menebarkan benih-benih paham radikal-ekstremis.

Sebagai upaya pencegahan dan penaggulangan praktik kejahatan serta counter terhadap bersemainya paham ekstremis di alam maya,  masyarakat pesantren pada dasarnya telah melakukan beragam cara dan upaya, termasuk literasi santun.  Namun,  hal tersebut masih bersifat sporadis. Artinya,  diperlukan upaya dan langkah-langkah strategis, terstruktur, sistematis, dan masif dari masyarakat pesantren sebagai bentuk tanggungjawab sosial yang selama ini sudah menjadi misi pesantren dalam membangun bangsa Indonesia dan masyarakat dunia.  Dalam menjalankan misi mulia ini, masyarakat pesantren tidak dapat bekerja sendirian.  Ia harus bekerjasama dengan seluruh stakeholders yang sehati dalam misi melawan cyber war. 

Topik dan isu yang diangkat secara umum sangat menarik.  Beberapa paper  belum mampu melihat subjek kajiannya secara objektif.  Belum ada paper yang menggambarkan tentang program pesantren dalam bentuk pembinaan yang terstruktur terhadap santri terkait kesadaran bermedia sosial atau penggunaan dunia maya secara umum.
Read more ...

Saturday, April 6, 2019

SEJARAH SULTANAH

Sultanah Safiatuddin

Sejarah Aachen tidak terlepas dari peran hebat para perempuan sehingga masyarakat #Aachèñèsè lekat dengan nama sejumlah pahlawan nasional perempuan lebih banyak dari Aachen. Jauh sebelum muncul pejuang-pejuang perempuan seperti Cut Nyak Dien, Laksamana Malahayati, dan Cut Muetia, Aachen memiliki Sulthanah Shafiatuddin, pemimpin atau nakhoda perempuan pertama di Kerajaan Aachen Darussalam.Kemunculannya sebagai pemimpin tidak lepas dari kontroversi di Kerajaan Aachen Darussalam yang didirikan pada 1496 itu, ketika sang suami, Sultan Iskandar Tsani mangkat.

Saat itu sulit sekali mencari pengganti Sultan Iskandar Tsani karena dari keluarga terdekat tidak ada seorang laki-laki.Muncul pertimbangan untuk mengangkat sang istri, Ratu Shafiatuddin Syah sebagai Sulthanah di Kerajaan Aachen Darussalam yang dulu pernah dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636), sang ayah Shafiatuddin Syah. Dia merupakan putri tertua Raja yang memimpin Kerajaan Aachen Darussalam di era 1636-1641 tersebut.Sultan Iskandar Muda yang wafat pada 1636 tidak mempunyai putra mahkota dan digantikan oleh Sultan Iskandar Tsani, menantunya. Iskandar Tsani adalah putra Sultan Ahmad Syah, Sultan Pahang (kini wilayah Malaysia) yang menikah dengan Shafiatuddin Syah setelah Sultan Iskandar Muda menaklukkan Pahang pada 1617.Era Sultan Iskandar Tsani tidak lama, yaitu 1636-1641 yang juga merupakan tahun wafatnya.

Situasi politik yang mendesak saat itu kemudian menempatkan Shafiatuddin sebagai pemimpin Kesultanan Aachen Darussalam berikutnya dengan gelar Paduka Sri Sultanah Ratu Safiatuddin Tajul-’Alam Syah Johan Berdaulat Zillu’llahi fi’l-’Alam binti al-Marhum Sri Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam Syah.

Debat soal boleh tidaknya pemimpin perempuan dalam pemerintahan Islam ternyata sudah terjadi ketika Ratu Shafiatuddin diajukan untuk memimpin Kerajaan Aachen Darussalam.

Ada sejumlah kalangan yang tidak setuju atas naik tahtanya Ratu Safiatuddin. Terjadilah beberapa kali aksi pemberontakan juga upaya pengkhianatan untuk mendongkel kepemimpinan sang ratu.Kondisi saat itu bertambah rumit bagi dirinya karena Sulthanah Shafiatuddin juga harus menghadapi ancaman eksternal seiring menguatnya pengaruh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) setelah berhasil merebut Malaka dari Portugis pada awal tahun 1641.

Sejumlah kalangan di Kerajaan Aachen Darussalam bukan tanpa pertimbangan matang dalam memilih Ratu Shafiatuddin. Dia dinilai pantas menduduki tahta kerajaan yang ditinggalkan suaminya karena dia memiliki visi cemerlang dalam menyebarkan Islam serta mengembangkan kebudayaan dan seni dalam masyarakat Islam di Aachen.Potensi memimpinnya pun terbilang tak kalah dengan raja-raja sebelumnya yang notabene seorang laki-laki. Terbukti ketika tahun 1639 terjadi Perang Malaka, Sulthanah Shafiatuddin membentuk sebuah barisan perempuan untuk menguatkan benteng istana.

Banyak kebijakan bernilai positif yang dilakukan oleh ratu yang mempunyai nama asli Putri Sri Alam ini.Ia terbilang sukses membangkitkan kejayaan Kerajaan Aachen Darussalam yang mengalami periode gemilang pada era kepemimpinan sang ayah, Sultan Iskandar Muda, dan sempat redup semasa dipimpin oleh sang suami, Sultan Iskandar Tsani.Salah satu yang terkenal adalah tentang tradisi pemberian hadiah berupa tanah untuk pahlawan perang.

Masa pemerintahan Sulthanah Shafiatuddin pun dinilai sangat bijak, di mana menyoal hukum serta adat istiadat dijalankan dengan baik. Dari visi infrastruktur adat istiadat inilah muncul pengembangan seni, budaya, dan ilmu pengetahuan di era kepemimpinanya.Selain itu, Ratu Shafiatuddin berhasil mempertahankan hubungan diplomasi dengan kerajaan-kerajaan lain sehingga nama besar Kesultanan Aachen Darussalam tetap terjaga.

Tak hanya itu, di masa kekuasaannya, Aachen Darussalam mengalami kemajuan pesat dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, agama, hukum, seni dan budaya, hingga ilmu pengetahuan seperti dijelaskan sebelumnya.Sulthanah Safiatuddin bertahta selama 34 tahun hingga wafat pada 1675.

Sepeninggal sang ratu pertama itu, Kesultanan Aachen Darussalam masih dipimpin oleh para perempuan tangguh sampai 24 tahun setelahnya, yaitu berturut-turut Sulthanah Naqi al-Din Nur al-Alam (1675-1678), Sultanah Zaqi al-Din Inayat Syah (1678-1688), sampai masa pemerintahan Sultanah Kamalat Syah Zinat al-Din (1688-1699).Perihal pengangkatan ketiga perempuan tersebut, uniknya hal itu merupakan gebrakan baru dalam kerajaan Islam. Dikarenakan Sulthanah Shafiatuddin tidak memiliki keturunan, sang ratu akhirnya mengangkat tiga orang perempuan tersebut untuk meneruskan tahtanya.

Ketiga perempuan itu justru bukan berasal dari keturunan ningrat atau bangsawan Aachen, melainkan kalangan biasa. Setelah Shafiatuddin, Aachen pun dipimpin oleh ketiga sosok perempuan itu.

Kendati tidak semua ratu sanggup membawa Kesultanan Aachen Darussalam merasakan era emas seperti pada masa Sultan Iskandar Muda dan Sulthanah Shafiatuddin, Serambi Mekkah yang menerapkan syariat Islam pernah memiliki rekam sejarah gemilang di bawah kepemimpinan perempuan. Ini merupakan fakta sejarah yang tidak terbantahkan.Bahkan, Aachen punya banyak lagi tokoh-tokoh pemimpin perempuan yang tidak melulu bertahta dengan label ratu atau sulthanah.

Para wanita hebat asli tanah rencong ini bahkan tampil sebagai panglima perang dan memimpin perjuangan rakyat Aachen melawan penjajah Belanda, yakni Laksamana Malahayati, Cut Meutia, Pecut Baren, Pocut Meurah Intan, Cutpo Fatimah, hingga tentunya Cut Nyak Dien yang masyhur itu.

Pada masa kepemimpinan Sulthanah Safiatuddin perkembangan sastra bisa dikatakan sangat pesat. Hal ini tidak lain karena sang ratu merupakan sosok yang cinta terhadap bacaan. Dia banyak mengarang sajak dan cerita-cerita pendek.Wujud nyata yang telah dilakukan oleh Sultanah Safiatuddin untuk mencerdaskan rakyatnya ketika itu adalah mendirikan perpustakaan.

Tak banyak pemimpin yang perhatian dengan hal-hal semacam ini, namun Sultanah Safiatuddin melakukannya dengan sangat baik.Pada masa pemerintahan Ratu Safiatuddin, perpustakaan negara didirikan dan diperluas. Selain itu, sang ratu juga memberikan dukungan penuh kepada para sastrawan dan kaum intelektual untuk mengembangkan keilmuannya. Di masa-masa inilah lahir para cendekiawan macam Hamzah Fanshuri, Nuruddin Ar-Raniry, dan Syekh Abdurrauf Singkel.

Ketiga orang yang disebut terakhir itu merupakan para ulama yang berhasil meletakkan pondasi kuat di bidang ilmu keislaman melalui sejumlah karya-karya monumentalnya.Hamzah Fansur banyak melahirkan syair dan prosa, di antaranya Syair Burung Unggas, Syair Dagang, Syair Perahu, Syair Si Burung pipit, Syair Si Burung Pungguk, Syair Sidang Fakir.

Sedangkan prosa yaitu Asrar al-Arifin dan Sharab al-Asyikin.Nuruddin Ar-Raniry mengarang Kitab Bustanus Salatin(Taman Raja-raja), dan Kitab Shiratal Mustaqim (jalan yang lurus). Sedangkan Abdurrouf Singkel menulis Mir'at al-Thullab fî Tasyil Mawa'iz al-Badî'rifat al-Ahkâmal-Syar'iyyah li Malik al-Wahhab(karya di bidang fiqh atau hukum Islam, yang ditulis atas permintaan Sulthanah Shafiatuddin) dan KitabTarjuman al-Mustafid, merupakan naskah pertama Tafsir Al-Qur'an berbahasa Melayu.

Meski tidak banyak arsip yang mencatat sejarah tentang Sulthanah Shafiatuddin, tapi usahanya dalam memimpin kerajaan besar dalam sejarah Islam di Nusantara patut jadi teladan. Tercatat selama 58 tahun atau setengah abad lebih semenjak Sulthanah Shafiatuddin, Kerajaan Aachen Darussalam dipimpin oleh para perempuan atau sulthanah. Saat ini, nama Sulthanah Shafiatuddin diabadikan menjadi nama sebuah taman budaya di Bandar Aachen, ibukota Kesultanan Aachen.

Taman ini menjadi pusat seni dan kebudayaan dari 23 kebupaten/kota di Aachen yang mempunyai ciri khas masing-masing. Setiap lima tahun sekali, di taman seluas 9 hektar ini diadakan Pekan Kebudayaan Aachen (PKA) yang menampilkan beragam seni, budaya, kuliner, musik, dan lain-lain dari masing-masing kabupaten/kota.


Mohd All Asyy
#Architectural_Designer_di
#Bengkel_Sejarah & #Generasi_Muda_2019
Read more ...

SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT ACEH MELAWAN BELANDA

- Prang Belanda (Perang Belanda)
- Prang Gompeuni (Perang Perusahaan)
- Prang Sabi (Perang Suci)
- Prang Kaphe (Perang melawan kafir).

Perang kolonial yang paling berlarut-larut dalam sejarah Belanda. Apa yang dimulai sebagai tindakan yang ditargetkan terhadap Sultan Aceh untuk pengiriman melalui Selat Malaka yang lebih aman, akhirnya menjadi konflik berkepanjangan Selama 69 tahun Belanda harus berjuang terus menerus di Aceh (1873-1942).Sebuah bencana perang terpanjang dan paling sengit dalam sejarah kolonial Belanda.

Pada tahun 1871 Belanda dan Great Britain menandatangani perjanjian yang disebut "The Sumatra Treaty" menentukan antara lain bahwa Belanda bebas untuk memperluas kendali mereka atas seluruh pulau Sumatera, dan dengan demikian tidak berkewajiban untuk menghormati independensi dan integritas Kerajaan Aceh sebagaimana tercantum dalam "London Treaty" 1824. Pada tanggal 7 Maret 1873, Komisaris FN Nieuwenhuyzen menuju Aceh dengan kapal perang ' Citadel van Antwerpen dan kapal Siak.

Di pulau Penang konvoi ini diperkuat dengan dua kapal perang tambahan: Marnix dan Coehoorn. Mereka tiba di Aceh pada 22 Maret dan menyampaikan ultimatum kepada Sultan Aceh, Tuanku Mahmud Syah. Balasan tidak menyenangkan Sultan disebabkan Nieuwenhuyzen menyatakan perang pada tanggal 26 Maret 1873. Pada tanggal 6 April Belanda mendarat di Pante Ceureumen. Namun, mereka berhasil dipukul mundur oleh pejuang Aceh. Tanggal April 8 Belanda berhasil mendaratkan pasukan utama mereka.

Tahun 1880 Kerajaan Belanda melangalami kerugian lebih dari 115 juta fluorin (kira-kira kurs 2015 Rp.837 milyar) untuk biaya perang Aceh. Dengan jumlah besar uang yang dihabiskan dalam jangka waktu tujuh tahun, Belanda hanya mampu menempati area seluas 10 kilometer persegi, sebuah fenomena yang paling luar biasa dalam sejarah kolonialisme Belanda. Pada akhir 1884, kerugian  Kerajaan Belanda bertambah menjadi 150 juta florin.

Pada tahun 1891, setelah hampir 20 tahun perang, korban jiwa Belanda berjumlah 1.280 orang tewas dan 5.287 terluka ditambah jumlah 200 juta fluorin. Beberapa sejarawan mengatakan bahwa perang Aceh berakhir pada tahun 1913 atau 1914, tapi yang lain mengatakan bahwa perang itu berakhir pada tahun 1942. Paul van 't Veer, dalam bukunya “De Atjehoorlog” ditulis pada tahun 1969 mengatakan bahwa "Aceh adalah daerah terakhir ditundukkan oleh Belanda dan itu juga pertama yang memisahkan diri dari Belanda". Penarikan Belanda pada tahun 1942 adalah akhir dari pendudukan di Aceh.





Suber Foto:
media-kitlv.nl
tropenmuseum.nl
Read more ...

Thursday, March 7, 2019

BUKAN PENGEMIS

"DIA BUKAN PENGEMIS"

Malam tadi setelah maghrib, saya mengendarai mobil ke rumah. Tiba2 rasa nyeri menyerang kepala hingga saya menepikan mobil…

Berhenti sejenak menunggu rasa nyeri berkurang, saya berusaha mengalihkan pikiran dengan melihat sekeliling....
Tiba2 kaca mobilku diketuk seorang anak laki2 kira-kira umur 12 tahun.

“Pak… bapak mau parkir? Saya bantuin untuk parkir mobilnya ya….” katanya...

“Belum sekarang, saya mau istirahat dulu,” jawabku.

“Kalau gitu apa bapak punya uang 2000 ?” tanya anak itu.

Karena aku sedang tidak mau diganggu, aku buru2 menyerahkan uang itu. Aku pikir anak ini mungkin cuma mau minta2.

Aku amati anak itu...dia mendekati tukang gorengan lalu membeli beberapa. Kemudian gorengan itu dia berikan pada sesosok orang tua yang duduk di bawah tiang listrik.
Ketika dia melewati samping mobilku, aku buka kaca dan memanggilnya.

“Eh… dik sini…itu siapa?” tanyaku.

“Gak tau pak… bapak2 tua…, saya juga baru saja ketemu...” jawabnya...

“Loh, tadi kamu minta uang ke saya beli gorengan, kenapa diberikan ke bapak itu ?”

“Oh…saya tadi duduk di situ, ngobrol sama bapak itu. Bapak itu katanya puasa… Tadi saya lihat buka puasanya cuma minum…. Katanya uangnya habis. Hari ini saya nggak jualan koran... Tanggal merah pak.. Jadi ga punya uang.. . Saya cuma ada 1000, kalau beli gorengan cuma dapat 1 kasihan ga kenyang. Makanya saya minta bapak 2000. Biar dapat 3... bapak mau parkir sekarang ? Saya bantuin parkir ya pak… bapak kan udah bayar. Kalau saya sebenernya bukan tukang parkir,” katanya tertawa sambil garuk garuk kepalanya yang tak gatal.

Aku terdiam. Tadi aku pikir anak ini pengemis seperti anak2 yang biasa mangkal di jalan. Ternyata aku salah besar.

“Terus uang kamu habis dong dik?” tanyaku.

“Iya pak… Nggak apa2… Besok bisa jualan koran… Insya Allah ada rejekinya lagi.”

“Kalau gitu bapak ganti ya uangnya dik … Sekalian sisanya buat jajan…” kataku sambil menyerahkan lembaran uang Rp 20.000,-.

“Nggak usah pak… Jangan… Ibu saya sebetulnya melarang saya minta2... Makanya saya tawarin bapak parkirin mobilnya. Soalnya tadi saya kasihan bapak tua itu aja. Cuma saya bener2 nggak punya uang,” katanya lagi...

“Eh… bapak minta maaf ya tadi salah sangka sama kamu… Kirain kamu tukang minta2” kataku merasa bersalah.

“Saya yang minta maaf pak… Saya jadi minta uang duluan sama bapak.. Padahal saya belum kerja.”

“Sama2lah… Ini ambil uangnya… Ini kamu nggak minta, bapak yang beri...” kataku.

“Nggak pak, Makasih. Bapak mau parkir sekarang ?” tanyanya lagi.

“Nggak… bapak nggak usah dibantu parkir,” kataku.

“Beneran pak? Soalnya saya mau jemput adik saya ngaji dulu pak… Takut nangis kalau kelamaan telat jemputnya…”

“Udah, sana jemput aja adiknya…” kataku tersenyum.

“Makasih ya, pak…” katanya setengah berlari meninggalkan saya yang termangu.

Saya menoleh ke tiang listrik, bapak tua itu sudah pergi. Saya lihat dari spion mobil, anak itu berjalan setengah berlari.

Diluar sana banyak orang tidak seberuntung kita, tapi mereka masih memikirkan sesama, masih berusaha bersedekah dan sangat yakin akan jaminan rezeki.

Terima kasih nak, kamu hari ini telah memberikan pelajaran akhlaq yang luar biasa untuk saya … Semoga hidupmu berlimpah berkah dan rezeki....

Saya starter mobil dan melaju pelan2 menuju rumah.
Aku sediiih dan menangis, kerena belum bisa berbuat banyak untuk sesama....😭😭

#muhasabahdiri#
Read more ...

Monday, March 4, 2019

PIMPINAN ITU UNTUK DIIKUTI

Mengutip sebuah mutiara Hadits dalam agama yang penulis yakini ini sudah menjadi ketetapannya bahwa kita adalah seorang pemimpin.  Hadits Riwayat Bukhari yang berbunyi "setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, hal ini tidak memperdulikan apa jabatannya sekarang, berapa jumlah bawahan nya, strata pendidikannya, di mana sukunya berasal dan berapapun hasilnya pendapatanya perbulan".  Kita murni terlahir sebagai pemimpin di dunia ini, entah itu di Lingkungan organisasi maupun lingkungan kecil keluarga Tersayang atau dalam lingkup yang lebih kecil lagi diri kita pribadi.  Kita selalu dituntut untuk tampil dengan baik sebagai seorang pemimpin, pemimpin yang bisa mengayomi, pemimpin yang bisa melindungi dan menjadi teladan bagi pengikut atau orang yang dipimpinnya.

Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi LEADER yang mempunyai tugas untuk LEAD anggota disekitarnya.  Sedangkan Makna LEAD adalah: Loyality; seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.  Educate; seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan pada rekan-rekannya.  Advice; memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada yang.  Disciplin; memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.

Pemimpin adalah orang yang menerima amanah, orang yang menerima amanah musti menjalankan amanahnya dengan baik.  Pemberi amanah tersebut adalah Allah subhanahu wa ta'ala dan rakyat.  Oleh karena itu pemimpin bertanggung jawab kepada Allah juga bertanggung jawab kepada rakyat.  Pemimpin yang tidak bertanggung jawab atau yang tidak menjalankan amanah maka pemimpin tersebut adalah pemimpin yang melanggar sunnatullah juga melanggar prinsip-prinsip kepemimpinan dan melanggar prinsip kemanusiaan.

Setiap pemimpin akan sentiasa dimintai pertanggungjawabannya, pertanggungjawaban didunia mungkin kita bisa menghindari, namun tidak dapat menghindar di pengadilan akhirat.  Pemimpin yang ideal salah satunya yaitu berani untuk menanggung efek dari segala keputusan yang di yang timbul akibat tindakan yang telah dilaksanakannya secara cerdas dan berinisiatif.  Semisalnya, pimpinan mengambil suatu keputusan untuk meminta pelajar melaksanakan shalat dan memberikan hukuman bagi mereka yang tidak melaksanakannya, ini adalah suatu tindakan yang memerlukan tindakan aksi dari setiap warga yang dipimpinnya.

Kebijakan yang diambil oleh pimpinan di atas mungkin itu merupakan suatu hal yang kecil dan bagi kita mungkin itu hal yang sepele, namun perlu kita pahami bahwa hal tersebut juga akan dimintakan pertanggungjawaban kelak di akhirat.  Jangan kita menganggap itu remeh, tidak perlu di paksa-paksa dalam beribadah, jika demikian pemikiran kita maka perlu mendalami kembali ajaran agama yang kita anut yakni Islam.  Ajaran Islam menuntun umatnya agar anak yang berumur 7 tahun di suruh shalat, sementara umur anak sudah memasuki usia 10 tahun tidak shalat disuruh pukul dengan pukulan tidak menyebabkan cacat.  Hal ini dilakukan supaya kelak mereka terbiasa bukan pemaksaan dalam beribadah.  Seandainya kebijakan yang diambil oleh pimpinan tidak bisa kita ikuti atau bantu maka jangan kita cela dan cemoohi akan tetapi turut disyukuri.  Semoga bermanfaat.
Read more ...
Designed Template By Blogger Templates - Powered by Sagusablog