Breaking News

Tuesday, August 29, 2023

Dalam Kesedihan Dan Kenangan; Perjalanan Alumni Seri Temenggong Di Sempadan Kamboja

Hari ketiga perjalanan misi kemanusiaan yang dijalani oleh Alumni Seri Temenggong (AST) di Kamboja menghadirkan nuansa kesedihan yang tidak terelakkan. Seperti yang kita ketahui, setiap perjalanan memiliki akhir, dan begitu pun dengan perjalanan penuh makna ini. Namun, justru dari nuansa kesedihan itulah, kita dapat merangkai makna yang mendalam tentang arti sebenarnya dari pengalaman ini.

Pagi itu, seperti biasa, para peserta program AST bangun dengan semangat untuk menghadapi hari yang penuh makna. Namun, kali ini ada suatu yang berat. Hari ketiga ini adalah penutup dari perjalanan berharga yang telah kami jalani. Kesedihan mengintai di balik setiap langkah, mengingat akan berakhirnya momen-momen indah yang kami alami bersama.

Kebanyakan peserta program "Mahabbah Masih Ada yang Sayang" merasa sedih saat mengingat pengalaman mengkhatan di Kampong Tralack. Kebersamaan dan semangat dalam melakukan tindakan kemanusiaan tersebut meninggalkan jejak yang dalam di hati kami. Nuansa kesedihan ini terlihat jelas sejak pagi hari, saat hidangan sarapan yang biasanya cepat datang, kali ini terasa sangat lama. Mungkin, dalam keheningan pagi itu, kami merenung tentang arti dari setiap langkah yang telah kami lakukan.

Setelah sarapan, langkah perjalanan kembali berlanjut. Namun, kali ini, ada kesedihan yang lebih mendasar. kami menuju pasar tradisional untuk membeli oleh-oleh. Komunikasi menjadi kendala, karena kebanyakan penjual tidak fasih berbahasa Melayu atau Inggris. Aktivitas yang biasanya ceria seperti bernegosiasi harga, kali ini terasa seperti perjuangan yang melelahkan. Terbayang betapa lucunya situasi ini, di mana para peserta harus berkomunikasi dengan isyarat tangan dan mimik wajah layaknya aktor dalam sebuah sandiwara. Di balik guyonan ini, ada suatu makna tentang bagaimana bahasa bukan hanya kata-kata, melainkan juga cara kita menyampaikan pesan dan emosi.

Tidak hanya itu, masalah mata uang juga memberikan sentuhan keunikan dalam perjalanan kali ini. Dalam negeri yang mayoritas menggunakan Dolar Amerika Serikat (USD) sebagai mata uang, pada hal Kamboja juga memiliki mata uang sendiri yaitu Riel.  Para AST harus bermain 'Monopoli' dengan uang dolar yang mereka bawa. Mengingatkan kita pada pentingnya adaptasi dalam menghadapi perbedaan budaya dan sistem.

Setelah pening menghitung uang Riel, bukan capek menjinjing oleh-oleh, kami kembali ke bus melanjutkan perjalanan untuk makan siang. Nasi goreng dengan kuah sup menjadi menu pilihan, mungkin mencerminkan campuran rasa dalam hati kami. Ada rasa bahagia karena bisa menikmati hidangan yang lezat, namun juga ada rasa sedih karena menyadari bahwa semua ini akan segera berakhir.

Selesai makan siang, kegiatan berlanjut dengan mengunjungi Madrasah An-Nikmah, sebuah tempat pendidikan agama. Namun, lagi-lagi, kesedihan mengintai saat kami tidak bisa masuk dengan bus karena jalan yang sempit. Kami harus berjalan kaki sekitar 500 meter. Di balik langkah kaki yang berat, ada makna yang lebih dalam tentang dedikasi dalam meraih tujuan dan ketekunan dalam menghadapi rintangan.

Setelah temu ramah dan penyerahan sumbangan di madrasah, tiba-tiba hujan lebat turun. Ini bisa dianggap sebagai 'kesedihan' lainnya, mengingat rencana untuk menaiki kapal mengelilingi sungai Mekong terpaksa dibatalkan karena cuaca buruk. Dalam momen ini, terungkap pesan bahwa tidak semua rencana berjalan sesuai harapan, namun kita perlu beradaptasi dan menerima dengan lapang dada.

Tidak berapa lama, hujan pun reda.  Akhirnya rencana yang tertunda dapat kami lanjutkan misi mengelilingi sungai Mekong. Dalam temaramnya cahaya senja, perjalanan ini seperti mencerminkan perjalanan hidup yang penuh dengan kejutan dan tantangan. Dalam gelapnya malam, lampu-lampu sepanjang sungai Mekong berkilauan seperti bintang-bintang yang menyinari perjalanan hidup kita.

Selesai mengelilingi sungai, pasar malam sudah menanti sebagai tujuan selanjutnya.  Namun pasar yang dikunjungi kurang mengesankan. Hanya pakaian dan cinderamata yang terlihat di sana. Sepertinya, pasar malam ini menggambarkan bahwa tidak semua hal dalam perjalanan ini adalah tentang kesenangan dan hiburan. Dalam hidup, ada kalanya kita harus berhadapan dengan hal-hal yang sederhana namun bermakna, seperti mengevaluasi diri dan merenungkan perjalanan kita sendiri.

Akhirnya, perjalanan ini sampai pada akhirnya. Jam menunjukkan pukul sepuluh malam, dan semua peserta program AST kembali ke penginapan untuk beristirahat mengumpulkan tenaga. Besok adalah hari kepulangan, kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Dalam kesedihan yang mendalam, ada makna yang begitu menyentuh tentang bagaimana perjalanan hidup kita pun akan mencapai akhirnya, dan hanya kenangan serta pengalaman yang akan tetap hidup dalam ingatan.

Dalam nuansa sedih ini, kita melihat betapa setiap momen dalam perjalanan ini memiliki makna dan pesan tersendiri. Semua hal yang terjadi, baik lucu, mengharukan, atau bahkan mengecewakan, memberikan suatu pelajaran tentang hidup dan bagaimana kita bisa menghadapi berbagai situasi. Ketika perjalanan ini berakhir, kita tidak hanya membawa pulang oleh-oleh fisik, tetapi juga rasa syukur, pengalaman berharga, dan perspektif yang lebih dalam tentang makna kehidupan.

Setiap langkah, tawa, dan kesedihan, kita menemukan cerminan diri kita sendiri. Kita merenung tentang bagaimana kita bereaksi terhadap tantangan, bagaimana kita merayakan kebahagiaan, dan bagaimana kita menghargai setiap momen dalam hidup ini. Dalam kesedihan yang mengiringi akhir perjalanan ini, kita menemukan pengertian baru tentang arti kebersamaan, pengorbanan, dan ketekunan.

Sebagai sebuah ingatan, perjalanan ini mengajarkan kita bahwa tidak ada yang berlangsung selamanya. Namun, dalam setiap akhir, kita bisa menemukan awal baru. Kita bisa belajar dari pengalaman-pengalaman tersebut dan membawanya ke dalam perjalanan hidup kita yang tidak ada habisnya. Bagaimanapun, setiap langkah kita adalah suatu perjalanan yang berarti, penuh warna, dan tidak terlupakan.


 

No comments:

Post a Comment

Designed Template By Blogger Templates - Powered by Sagusablog