Dalam
beberapa tuhun ini sudah banyak sekali tumbuh organisasi profesi guru. Namun tidak semua organisasi tersebut di akui
oleh pemerintah, hal ini dapat kita baca dalam surat keputusan Direktur
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor:12918/1315/10/2015, tanggal 4
Desember 2015 yang diakui hanya 5 organisai profesi.
Dari
sekian banyak organisasi profesi salah satunya adalah Ikatan Guru Indonesia. IGI merupakan akronim dari pada Ikatan Guru
Indonesia, organisasi ini boleh dibilang sangat muda yaitu berdiri sekitar
tahun 2009,
tepatnya tanggal 26 Nopember 2009 walaupun umurnya masih di sebut muda akan
tetapi kiprah rekan-rekan IGI sudah merambah pelosok Nusantara, termasuk
Aceh. Untuk wilayah Aceh perkembangan
keanggotaan IGI sangat pesat, khususnya untuk daerah Aceh Timur yang jumlah
anggotanya saat ini hampir mencapai 800 orang.
Hal ini menunjukkan bahwa IGI bisa di terima oleh para cekgu, karena
kegiatan-kegiatan yang dibuat IGI betul-betul dirasakan guru.
Uniknya,
setiap kegiatan yang di buat oleh IGI berbayar dengan biaya mandiri alias dari
kantong peserta. Namun yang sangat
mencengangkan, antusiasme guru-guru untuk mengikuti kegiatan sangat
tinggi. IGI memang beda dengan organisasi-organisasi
profesi lainnya, IGI lebih mengutamakan pada peningkatan kompetensi guru. Sehingga saban hari kita mendengar IGI
mengadakan terobosan-terobosan untuk peningkatan kompetensi guru dengan membuat
workshop dan seminar di sentero Nusantara.
Waktu
untuk workshop pun tidak kenal hari dan jam, hari libur sekalipun tidak
menyurutkan semangat anggota untuk mengikuti kegiatan, malah ada kegiatan yang dibuat
sampai tengah malam namun peserta masih tetap bertahan. Sehingga pernah keluar tulisan seorang rekan
saya yang pengurus IGI dengan judul workshoop “gila” ala IGI. Selain kegiatan workshoop tatap muka,
organisasi satu ini juga tidak habis ide cemerlang. Pengurus pusat, wilayah dan daerah yang
memang orang-orang kreatif, lebih-lebih sang nah koda yang beritanya masih
hangat di surat kabar sebagai pemuda inspiratif. Untuk memudahkan anggotanya mengembangkan
diri dibuatlah pelatihan dan workshoop dalam jaringan (daring) seperti yang
saya ikuti saat ini.
Model
pelatihan dalam jaringan juga luar biasa pesertanya, untuk kelas yang sedang
berjalan moda daring yaitu satu guru satu blog (SAGUSABLOG) gelombang pertama
seramai 200 peserta. Sementara
peminatnya hampir 400 lebih sehingga harus dibuka untuk gelombang kedua. SAGUSABLOG merupakan salah satu brand yang diusung
oleh IGI selain segudang lagi brand-brand milik IGI, penasaran brand apa saja,
masuk IGI.
Satu
guru satu blog adalah keharusan, Mengingat perkembangan teknologi yang sangat
pesat, semuanya serba digital. Untuk
menjawab tantangan tersebut, IGI hadir bak setetes air di tengah padang yang
tandus mengurangi rasa haus guru-guru, haus akan ilmu. Dewasa ini Keberadaan blog telah menjadi
kebutuhan bahkan gaya hidup sebagian masyarakat. Kegiatan blogging telah menjamur seiring
derasnya hujan perkembangan ilmu teknologi, entah itu hanya sebagai buku harian
digital, ide serta kreatifitas bahkan sampai untuk menraup penghasilan lebih
dari berbagai bisnis dunia maya.
Pesatnya
perkembangan blog di Indonesia dewasa ini, tentunya menjadi inspirasi baru bagi
para pegiat pendidikan seperti guru untuk memanfaatkan blog ini sebagai media
dan pusat belajar di sekolah. Hal ini
akan sangat efektif karena jumlah pengguna internet di kalangan pelajar cukup
tinggi. Jika teknologi dapat di adaptasi
menjadi media dan sumber belajar di sekolah, tentunya akan sangat membantu guru
dan siswa dalam mengajar dan belajar mengingat blog dapat diakses oleh siapapun,
kapanpun dan dibelahan dunia manapu asalkan terkoneksi dengan jaringan
internet.
Blog
merupakan sebuah media yang dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi
secara online yang mampu menembus batas ruang dan waktu. Informasi merupakn salah satu komponen
penting dalm dunia pendidikan, penyampaian informasi yang cepat dan tepat akan
mendukung kegiatan-kegiatan proses pembelajaran.
Sebagai
seorang pendidik, guru perlu secara terus menerus dan berkesinambungan untuk
mengembangkan kompetensinya, pantang bagi seorang guru mengajar tanpa belajar. Salah satu cara guru mengembangkan
kompetensinya adalah dengan memanfaatkan sosial media online dalam
pembelajaran, diantaranya dengan membuat blog.
Blog adalah media yang interaktif, media yang dapat memperluas wawasan
seorang guru. Dengan blog, guru dapat
menuliskan apapun, baik kegiatan-kegitan pembelajaran di kelas, kegiatan
belajar mengajar yang menyenangkan bersama siswa-siswanya, menceritakan inovasi
dalam metode mengajar sehingga dapat menjadi contoh bagi guru-guru lain untuk
diadopsi di kelas-kelas mereka. Setiap postingan
tentunya juga dapat di baca dan dikomentari banyak orang dengan berbagai sudut
pandang.
Sementara
itu, untuk pemanfaatan blog bagi siswa. Guru
dapat memposting materi-materi pelajaran yang akan diajarkan di sekolah sebagai
layout halaman blog. Hal ini juga
sebagai solusi untuk pengajaran di luar kelas pengganti kelas-kelas diskusi
yang selama ini terbatas pada waktu. Diskusi
dengan menggunakan blog tentunya tanpa batas waktu sehingga proses pembelajaran
pun dapat diselenggarakan lebih fleksibel.
Waktu yang fleksibel memungkinkan peningkatan interaksi pembelajaran
antara siswa dengan guru.
Dari
sekian banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan blog sebagai
media dan sumber belajar, tentunya para guru dapat mencoba menerapkan media
tersebut. Memiliki blog sama artinya memiliki
kelas maya bagi seorang guru, dikelas tersebut kita dapat mengisinya dengan
apapun yang bermanfaat khususnya untuk menunjang tugas guru dalam mencerdaskan
generasi penerus bangsa. Mudah-mudahan
hal ini akan dapat terealisasi segera bersama dengan Ikatan Guru Indonesia, jayalah
IGI, majulah guru Indonesia, semoga!.
No comments:
Post a Comment