PENDAHULUAN
Unit Produksi merupakan
suatu sarana pembelajaran, berwirausaha bagi siswa dan guru serta memberi
dukungan operasional sekolah. Untuk manajemen sekolah Unit Produksi merupakan
salah satu optimalisasi pemanfaatan sumber daya sekolah. Kebijakan Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan tentang Sekolah Bertaraf
Nasional/Internasional wajib mengembangkan unit produksi sebagai salah satu
tolok ukur pencapaian Profil Sekolah Bertaraf Nasional/Internasional.Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) sebagai institusi pendidikan yang melakukan proses pembelajaran
berbasis produksi sangat dimungkinkan menghasilkan produk-produk yang layak
dijual dan mampu bersaing di pasaran.
Oleh karena itu SMK seharusnya
mengembangkan Unit Produksi yang relevan dengan program keahlian yang
dikembangkan di sekolah secara terprogram dan terstruktur.Kenyataan di lapangan banyak SMK yang mampu
menghasilkan produk yang bermutu, akan tetapi karena satu dan lain hal belum
mampu memasarkannya sehingga diperlukan instiusi yang dapat memfasilitasi
pemasaran produk tersebut. Hal ini dapat diatasi antara lain dengan
memfungsikan salah satu sekolah yang mempunyai kemampuan dalam bidang pemasaran
untuk menjadi outlet
TUJUAN DAN MANFAAT UNIT PRODUKSI
Unit Produksi merupakan satu model
pendekatan pengajaran di SMK diharapkan dapat memberkan dampak atau keuntungan
bagi lembaga atau pihak lain yang terlibat didalamnya. Menurut Hidayat (!991), unit
produksi melalui hubungan dengan industri secara terus-menerus otomatis akan
menjadi sarana pelatihan nyata (on the
job training) bagi seluruh staf pengajar/isntruktur dan peserta didik dalam
bidang kewirausahaan, sehingga iklim industri dapat diserap secara nyata dan
hal ini akan dapat meningkatkan profesionalisme masing-masing. Lebih lanjut
dikatakan bahwa keuntungan Unit Produksi dapat digunakan untuk menunjang biaya
operasional pendidikan dan pengembangan institusi.
Pelaksanaan Unit Produksi (UP) SMK
ini bertujuan untuk (Dikmenjur, 2007):
(1)wahana pelatihan berbasis produksi/ jasa bagi siswa; (2) wahana
menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha guru dan siswa pada SMK; (3)
sarana praktik produktif secara langsung bagi siswa; (4) membantu pendanaan
untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan biaya-biaya operasional pendidikan
lainnya; (5) menambah semangat kebersamaan, karena dapat menjadi wahana
peningkatan aktivitas produktif guru dan siswa serta memberikan ’income’ serta
peningkatan kesejahteraan warga sekolah; (6) mengembangkan sikap mandiri dan
percaya diri dalam pelaksanaan kegiatan praktik siswa; (7) melatih untuk berani
mengambil risiko dengan perhitungan yang matang; (8) mendukung pelaksanaan dan
pencapaian Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang seutuhnya;. memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk
mengerjakan pekerjaan praktik yang berorientasi pada pasar; meningkatkan
kreativitas dan inovasi di kalangan siswa, guru dan manajemen sekolah; (9)
menumbuhkan sikap profesional produktif pada siswa dan guru; (10) melatih siswa
untuk tidak bergantung kepada orang lain, namun mandiri khususnya dalam
mendapatkan kesempatan kerja; (11) wadah Pendidikan Sistem Ganda (PSG) bagi
siswa yang tidak mendapatkan tempat praktik kerja industri di dunia usaha dan
industri; (12) menjalin hubungan yang lebih baik dengan dunia usaha dan
industri serta masyarakat lain atas terbukanya fasilitas untuk umum dan
hasil-hasil produksinya; (13) meningkatkan intensitas dan frekuensi kegiatan
intra, ko, dan ekstra kurikuler siswa; dan (15) membangun kemampuan sekolah
dalam menjalin kerjasama sinergis dengan pihal luar dan lingkungan serta masyarakat
luas.
Adapun manfaat Unit Produksi yang ingin diraih ada dua yaitu
:
Pertama, Unit Produksi sebagai sumber belajar siswa. Dalam konteks pendidikan keteknikan dan kejuruan, sumber
belajar harus berorientasi dan relevan dengan dunia kerja, menurut National Technical and Vocational Education
and Training Program (1996:3) pendidikan kejuruan identik dengan pendidikan
pekerjaan yang berkaitan langsung dengan persiapan seseorang untuk memasuki
dunia kerja. Roberts (1977:23-25) mengatakan bahwa secara historis pendidikan
kejuruan merupakan pengembangan dari pelatihan kerja. Dalam pelatihan kerja,
peserta didik dapat belajar sambil bekerja. Hal ini berarti sambil bekerja
merupakan ciri pembelajaran di sekolah kejuruan. Dengan demikian konsep Work-based Learning menjadi sangat
relevan diterapkan di SMK.
Kedua, Unit Produksi sebagai salah satu sumber pendanaan
pendidikan di SMK. Selain sebagai sumber bealajar diharapkan juga keuntungan
dari hasil kerja yang telah dilakukan, sehingga dengan demikian keberlanjutan
dari sebuah usaha tersebut akan terus terjaga. Dengan demikian sekolah, siswa
dan guru yang telibat dalam proses usaha tersebut akan mendapatkan income generating.
TANTANGAN
Keberhasilan Unit Produksi
di SMK sangat tergantung kepada manajemen yang diterapkan di sekolah tersebut.
Oleh karena menjadi hal yang penting untuk memperkuat manajemen SMK agar Unit
Produksi dapat dikembangkan dalam upaya memperkokoh daya saing tamatan.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan sebagai tantangan antara lain:
1. Perkuat Jiwa Wirausaha, karena wirausahawan adalah
juga seorang pemimpin yang mampu mempengaruhi dan meyakinkan kelompoknya dalam
mengembangkan gagasannya dengan cara melakukan kerjasama yang saling
mempercayai satu sama lain. Komitmen yang teguh dalam mencari dan menciptakan
peluang ini bisa ditumbuhkan dengan cara penyederhanaan birokrasi dan
pendelegasian wewenang yang jelas kepada mitra usaha dan bawahan dalam
menjalankan bisnis dan dalam pengembilan keputusan.
2. Diperlukan Kesadaran akan Manfaat Keberadaan Unit Produksi di SMK,
keberadaan
Unit Produksi di SMK seharusnya dapat mengatasi masalah-masalah yang berkaitan
dengan produksi hasil praktik siswa. Unit produksi dapat menjadi wadah yang
menampung produk siswa; menjadi quality control atas produk siswa;
menjadi tim pemasaran; menjadi agen penjualan yang dapat memberikan kontribusi
langsung siswa memperoleh hasil penjualan. Dalam upaya mengembangkan kesadaran
ini, diperlukan iklim manajemen yang transparan sehingga seluruh warga sekolah
dapat melihat secara langsung berbagai keuntungan yang diperoleh.
3. Tertib Administrasi, aspek administrasi sering kurang
mendapat perhatian dalam usaha kecil di Indonesia. Unit Produksi seharusnya
melakukan pembukuan atas setiap transaksi yang dapat dipelajari oleh warga
sekolah. Data operasi Unit produksi dapat menjadi sarana untuk mengkaji
berbagai hal yang berhubungan dengan pengembangan usaha, misalnya jenis permintaan
yang paling sering disampaikan pelanggan, jenis produk yang cenderung
diperlukan pada waktu tertentu, jenis produk yang diminati pada kalangan
tertentu, dimana lokasi tempat tinggal pelanggan, pada waktu kapan keuntungan
terbesar, pada saat bagaimana produk mencapai puncaknya atau sebaliknya
permintaan pada posisi terendah. Dalam pembelajaran praktik, siswa perlu diberi
kesempatan untuk bekerja cepat dan akurat. Artinya semua tugas diselesaikan
secara benar dengan waktu yang sependek mungkin dengan prosedur yang benar
pula. Namun ketika siswa telah menunjukkan penguasaan kompetensi, mereka perlu
ditantang untuk kreatif dan inovatif. Tantangan ini akan menggugah kompetisi
diantara siswa, lebih-lebih bila diberikan sistem reward yang konsisten.
4. Ciptakan Iklim ‘Market’ di Sekolah, beri kesempatan siswa dan
guru untuk melakukan ‘jual-beli’ di sekolah. Misalnya antara siswa maupun siswa
dengan guru atau sebaliknya guru dengan siswa. Mereka dapat saling berjual-beli
untuk saling memenuhi kebutuhan. Selanjutnya anjurkan siswa untuk berjual-beli
di lingkungan keluarga mereka dan diteruskan dengan berjual-beli dengan di
lingkungan masyarakat sekitar. Dengan cara ini maka akan terbentuk jejaring
laba-laba yang bermuara di sekolah.
5. Pengkondisian Lingkungan Sekolah, mulailah dengan menanamkan
nilai-nilai yang ada di industri untuk terjadi dan berlangsung di sekolah.
Beberapa nilai yang dapat mulai dikondisikan adalah kebersihan, ketertiban,
disiplin, dan ramah terhadap setiap tamu. Kondisi ini harus diciptakan dan
menjadi budaya sekolah, karena dengan terciptanya kondisi tersebut warga
sekolah khususnya siswa akan mengalami lingkungan/ dunia usaha yang
sesungguhnya. Karena di dunia usaha selalu diupayakan suasana yang tertib,
disiplin, ramah terhadap pelanggan dan selalu menjaga kebersihan untuk memberi
kenyamanan kepada pelanggan dan relasi.
6. Guru adalah Sumberdaya yang Penting, ikut sertakan guru dalam
berbagai diklat yang memungkinkan mereka berkembang dalam penguasaan kompetensi
dan mencapai peningkatan wawasan dan keterampilan berwirausaha. Guru sebagai
aset penting SMK akan menjadi agen perubahan dalam iklim belajar siswa. Bila
perlu guru perlu dicarikan kesempatan melakukan on the job training di
unit usaha kecil dan menengah. Pelatihan yang berkaitan dengan inovasi produk
dan layanan berkaitan dengan program keahlian dan bidang mereka akan menjadi
nilai tambah bagi pribadi guru maupun kepentingan sekolah.
7. Membuka Berbagai Referensi, belajar dengan multi
referensi dan metode yang variatif akan menjadi daya tarik bagi siswa untuk
menekuninya. Siswa perlu dibawa untuk melihat kemungkinan mencari informasi dan
ide serta sumber belajar dari berbagai jenis referensi. Gunakan metode survey
ke lapangan/ pasar, menjelajah internet, mempelajari iklan, berbagi berita
ekonomi dan bisnis, membaca success story, akan merupakan pengalaman
belajar yang memberi banyak pengetahuan.
8. Mengembangkan Organisasi Unit Produksi,
beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam membuat strukur organisasi Unit Produksi antara
lain:
a. Organisasi
dan manajemen Unit Produksi disusun secara flat, yaitu Lebih menekankan
pada kerja tim, Sebagai anggota tim, karyawan dilibatkan dan diberdayakan untuk
memberi kontribusi kepada manajemen dalam mewujudkan kepuasan kepada pelanggan
dan adanya pendelegasian tugas dan wewenang yang jelas kepada setiap unit kerja
dan pelaksana.
b. Mengembangkan
prinsip ’desentralisasi’ dan otoritas dalam pembagian tugas dan wewenang
c. Peran
dan tanggungjawab personel dan pengelola secara jelas, untuk dapat menumbuhkan
usaha tanpa dikekang oleh jalur birokrasi yang kaku
d. Gaya
kepemimpinan sekolah bersifat luwes, fleksibel dan demokratis, untuk dapat
menjalin komunikasi dan menyaring informasi dengan cepat bagi kepentingan Unit
Produksi
e. Staffing,
dilakukan dalam aktivitas yang berkaitan dengan pengelolaan SDM dalam
pengembangan Unit Produksi yang meliputi: rekrutmen, seleksi, penempatan,
orientasi, pemberian imbalan, unit pelatihan, promosi dan penilaian prestasi
kerja.
f. Pengendalian
dilakukan untuk melakukan pengaturan atau pengarahan dalam organisasi agar
tujuan tercapai. 1) Pengendalian fisik, misal: Bahan baku, Kualitas produk,
Peralatan produksi, Kapasitas mesin, dll
g. Pengendalian
Personel, meliputi: Penempatan pekerja baru, Training karyawan, Penggajian dan
prestasi kerja
h. Pengendalian
Informasi, meliputi: Informasi pemasaran dan penjualan, Informasi analisis lingkungan, Jadual
produksi
i. Pengendalian
finansial
PENUTUP
Standar
pengelolaan kurikulum EDUTEKNOPRENUERSHIP disusun untuk meningkatkan kinerja kurikulum EDUTEKNOPRENUERSHIP sebagai wadah pengembangan
profesionalism guru, peserta didik dan karyawan. Jika standar pengembangan ini
dipenuhi maka diharapkan kurikulum
EDUTEKNOPRENUERSHIP menjadi alternatif untuk meningkatkan profesionalisme
pengurus, guru/instruktur, karyawan dan peserta didik/anggota. Selanjutnya kurikulum EDUTEKNOPRENUERSHIP dapat
memberikan income generating bagi
seluruh warga kurikulum
EDUTEKNOPRENUERSHIP.
No comments:
Post a Comment