Breaking News

Tuesday, December 28, 2021

MENGAPA BELANDA MEMAJANG KEPALA PANGLIMA NYAK MAKAM DALAM TOPLES AIR AKSA SETELAH DI PANCUNG?

Dalam salah satu adegan film  Cut Nyak Dhien yang dibintangi Christine Hakim, di sana ada adegan ketika tentara Belanda menggrebek sebuah rumah dan menemukan seorang pria tua terbujur di tikar karena sakit. Tanpa ampun seorang perwira Belanda menghunus pedang dan memenggal kepalanya. Itulah Panglima Teuku Nyak Makam.

Mengapa Belanda begitu marah sehingga dalam keadaan sakit lelaki itu dipancung di tempat tidurnya? jawabannya adalah karena selama hidupnya lelaki tua itu adalah salah seorang panglima perang Aceh yang paling dicari oleh Belanda. Ia telah banyak mengalahkan pasukan Belanda dalam berbagai peperangan. Jadi, pemenggalan kepala Panglima Teuku Nyak Makam itu lebih kepada balas dendam Belanda.

Dalam buku The Dutch Colonial War In Aceh halaman 212 dijelaskan bahwa, Panglima Teuku Nyak Makam merupakan panglima perang yang diangkat oleh Sultan Aceh untuk memimpin perang melawan Belanda di wilayah timur Aceh, yakni di kawasan Aceh Timur, Langkat dan Deli (Sumatera Utara). Ia sukses menghalau pasukan Belanda di sana sehingga tidak bisa masuk ke Aceh.

Setelah sukses di sana, Panglima Teuku Nyak Makam kemudian ditarik kembali oleh Sultan Aceh ke wilayah Aceh Besar, memimpin serangan-serangan terhadap Belanda, antara lain ia dan pasukannya berhasil menyusup ke Pulau Breuh (Pulau Beras) untuk menghalau Belanda dari wilayah barat laut Aceh, karena itu pula Panglima Teuku Nyak Makam sangat ditakuti oleh Belanda.

Tapi usia dan sakit pula yang kemudian membuat sang panglima harus istirahat. Pada 1 Juli 1896 pasukan Belanda menyergapnya di rumahnya di Lam Nga dalam keadaan sakit. Kepalanya dipancung dan kemudian diawetkan oleh Belanda dalam stoples berisi air aksa, kemudian dipajangkan diberanda belakang Rumah Sakit militer Belanda di Kutaraja.

Berdasarkan keterangan dalam bukuThe Dutch Colonial War in Aceh, Panglima Teuku Nyak Makam ditangkap di rumahnya dalam keadaan sakit oleh pasukan Belanda yang dipimpin oleh Kolonel Stemfoort.

Atas peritah Kolonel Stemfoort kepala Panglima teuku Nyak Makam dipenggal selagi terbaring dalam keadaan sakit di rumanya. berdasarkan keterangan tersebut bisa disimpulkan bahwa Panglima Teuku Nyak Makam dipenggal oleh pasukannya Kapten Stemfoort, bukan oleh Stemfoort karena dia hanya memerintah saja.

Tapi keterangan lainnya dari sumber Belanda sendiri mengungkapkan bahwa, Panglima Teuku Nyak Makam tidak dipancung di tempat tidurnya, melainkan digiring dari rumahnya di Lam Nga dalam keadaan sakit ke tempat Letnan Kolonel Soeter.

Letnan Kolonel Soeter merupakan Komandan Marsose yang sering disebut sebagai pasukan "Kolone Macan" di hadapan Soeter kemudian Panglima Teuku Nyak Makam dipancung.k  Kemudian atas perintah Kolonel Stemfoort pula kepala panglima teuku nyak makam  diawetkan dalam stopes berisi air raksa sebagai tanda kemenangan. 

"With his entire family he was taken to the quarters of the culomn commandant Lieut Col Soeter, and in front of his wife and children, was beheaded. on the orders of Col Stemfoort, his head was put on display on the veranda of the military hospitan in Kutaradja as a "sign og victory".

menurut sumber ini, Kolonel Stemfoort yang memerintahkan pengawetan kepala, bukan memerintahkan pemancungan kepala Panglima Teuku Nyak Makam. Bisa jadi Letnan Kolonel Soeter dan pasukannya lah yang melakukan pemancungan.

( iskandar norman/quora.id)

No comments:

Post a Comment

Designed Template By Blogger Templates - Powered by Sagusablog